Darmin senang kinerja pasar modal 2016 tetap oke



JAKARTA. Menutup tahun 2016 ini, sepanjang tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 15,32% dan ditutup di level 5.296,711. Kenaikan ini merupakan tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia, tertinggi kelima diantara bursa-bursa utama dunia serta tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Darmin Nasution melihat bahwa hal ini merupakan cerminan dari beberapa aspek dalam ekonomi Indonesia meskipun ekonomi Indonesia memang tumbuh bukan yang tertinggi di dunia,

"Tetapi kita bisa tunjukkan ada peningkatan, inflasinya rendah. itu semua membuat walaupun ada gonjang ganjing, bisa cepat kembali normal. Walaupun ada orang mempertirakan Trump akan seperti apa, tetapi dalam beberapa hari kemudian tenang kembali normal. Mau dilihat dari pertumbuhannya, dari neraca pembayarannya, dari inflasinya, " kata Darmin saat menutup perdagangan akhir tahun 2016 di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat.


Adapun ia mengatakan, pencapaian yang cukup membanggakan lainnya yaitu untuk pertama kalinya kapitalisasi surat utang korporasi di Indonesia menembus Rp 113 triliun.

“Bahkan SUN sudah mencapai Rp 470 triliun. Itu menunjukkan bahwa pasar modal kita bukan hanya sudah mendukung pembiyayaan korporat, tetapi juga pemerintah negara. Ini patut kita banggakan,” katanya.

Menurut Darmin, tahun depan ekonomi Indonesia diperkirakan lebih baik. Meski demikian, ia melihat masih ada tantangan dalam tingkat inflasi, yaitu dari administered prices akibat kenaikan tarif tenaga listrik maupun harga bahan bakar minyak (BBM).

“Jadi kami masih melakukan langkah-langkah agar ekonomi Indonesia tidak terseret perlambatan, memang inflasi ada sedikit tantangan, tapiitu kita bisa kendalikan kalau volatile food-nya bisa kita kendalikan,” ujarnya.

Ia memperkirakan inflasi Desember 2016 akan lebih rendah dari inflasi bulan November 2016 sebesar 0,47% atau kemungkinan di kisaran 0,2%-0,3%. Proyeksi itu lebih rendah dari inflasi Desember tahun lalu yang mencapai 0,96%.

Oleh karena itu, Darmin mengatakan bahwa perjuangan untuk menghadapi tantangan tersebut mau tidak mau harus dilakukan karena akan ada adjustment di administered prices.

“Tahun depan kami tetap percaya pertumbuhan sedikit membaik dan inflasi sedikit di atas tahun ini, tahun ini rendah sekali kita di bawah 3%. Di bawah 3% itu cukup baik,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto