KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten farmasi, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk berencana akan meningkatkan kinerja bisnis ekspor dan juga
toll-manufacturing. Di tengah iklim industri farmasi yang penuh tantangan, perusahaan juga tetap akan meluncurkan produk baru. Untuk tahun ini dan tahun depan, permintaan ekspor dan juga toll-manufacturing didorong permintaan besar dari Filipina. Emiten berkode saham DVLA ini terus mengejar pendapatan dari pihak ketiga lain serta negara baru dijajaki. Direktur Utama Darya-Varia Laboratoria, Marlia Hayati Goestam mengharapkan kinerja tersebut tak hanya dalam jangka pendek tapi juga jangka panjang. Pasalnya, dari kinerja kuartal I-2019 kinerja bisnis DVLA ditopang oleh kinerja ekspor yang membuat laba bersih terjaga.
Meski tak merinci target kinerja penjualan dan juga kontribusinya, manajemen DVLA berharap kinerja bisnis obat resep dan juga obat bebas ikut bisa terangkat. Hanya saja untuk kinerja
bottom line, DVLA ingin meningkatkan lebih tinggi dari bunga bank. “Bila rata-rata bunga bank sekitar 6%, paling tidak kita bisa mendapatkan profit diatas itu,” kata Marlia saat acara paparan publik, Selasa (11/6). Salah satu upaya yang dilakukan yakni memperkuat jaringan produknya dengan meluncurkan produk-produk baru baik di segmen obat resep maupun di segmen obat bebas dan melakukan inisiatif dalam menghasilkan produk yang lebih kompetitif. DVLA juga terus melakukan inisiatif dalam memperbaiki tingkat produktifitas sebagai upaya dalam menghasilkan produk yang lebih kompetitif, mengingat fluktuasi nilai tukar antar mata uang dan dampak permasalahan lingkungan yang terjadi di Cina yang telah mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku dan kemasan. Meski demikian, DVLA tetap mampu meminimalisir kenaikan harga guna menekan dampak yang timbul bagi para stakeholder terkait. Sedangkan di segmen bisnis Consumer Health tahun lalu dan tahun ini masih tertekan, dikarenakan melemahnya permintaan terhadap vitamin dan suplemen. Tren saat ini, menunjukkan perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih ingin memprioritaskan modalnya untuk kebutuhan gaya hidup (
leisure), belanja ponsel dan investasi properti. “Kami terus berupaya meningkatkan sosialisasi produk suplemen dan vitamin agar pangsa pasarnya tetap terjaga,” jelasnya. Selain itu DVLA juga mendorong investasi di bidang penelitian & pengembangan (R&D), tenaga kerja serta fasilitas produksi. Total alokasi belanja modal atau
capital expenditure (capex) yang dianggarkan mencapai Rp 50 miliar. Sampai kuartal I-2019 sudah digunakan sebesar Rp 8,6 miliar. “Tujuan investasinya juga untuk meningkatkan kapasitas produksi,” tambah Marlia. Adapun sumber dana masih dari internal kas perusahaan. Saat ini perusahaan yang memiliki merk dagang Enervon-C ini belum berencana mencari pinjaman bank atau eksternal lainnya. Dalam laporan keungan tahun 2018, DVLA berhasil mencatat penjualan bersih sebesar Rp 1, 7 triliun atau naik 8% dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp 1,57 triliun. Sebagian besar ditopang oleh pertumbuhan pada segmen bisnis obat resep sebesar 8% dan pertumbuhan segmen bisnis ekspor &
toll manufacturing sebesar 41,7%. Hasil tersebut membuat laba bersih DVLA menjadi Rp 200,7 miliar atau naik 23,7% dari periode tahun sebelumnya. Sekedar info, DVLA memiliki dua pabrik yang berada di Bogor, Jawa Barat. Pabrik yang ada di area Gunung Putri untuk memproduksi kapsul lunak, cairan serta kosmetik. Sedangkan pabrik Citereup membuat produk steril dan padat. Hasil RUPST
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan akan membagikan dividen tunai. Adapun total dividen sebesar Rp 70 per saham. Sayangnya nilai estimasi baru akan dibeberkan pada recording date akhir bulan ini. Rencananya pembagian dividen paling lambat akan diberikan sebelum 12 Juli 2019. Sebelumnya september tahun lalu DVLA telah membagikan dividen interim sebesar Rp 37 per saham dengan estimasi sebesar Rp 41,2 miliar. Selain pembagian dividen dalam RUPST ada pergantian Presiden Komisaris dan juga Wakil Presiden Komisaris Darya-Varia. Sedangkan tidak ada pergantian direktur dalam mata acara RUPST 2019. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini