KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari setelah kebocoran data yang berjumlah lebih dari satu miliar profil pengguna dari Facebook dan LinkedIn secara massal dan dijual secara online, giliran aplikasi baru yang sedang naik daun yaitu Clubhouse tersandung hal serupa. Platform pemula yang tampaknya mengalami nasib yang sama. Dengan database SQL (Structured Query Language) yang berisi 1,3 juta akun pengguna Clubhouse yang bocor secara gratis di forum peretas RaidForum. Pakar keamanan siber, Pratama Persadha menjelaskan, data yang bocor berisi berbagai informasi terkait pengguna dari profil Clubhouse. Yaitu id akun, nama akun, nama pengguna, URL foto, tautan ke Twitter dan Instagram. Lalu jumlah pengikut, jumlah mengikuti, tanggal pembuatan akun serta profil penggundang. "Walaupun pihak Clubhouse sudah mengatakan, data tersebut memang tersedia untuk umum dan dapat diakses oleh siapa saja melalui API (application programming interface) mereka, mengizinkan semua orang mengumpulkan dan mengunduh bahkan informasi profil publik dalam skala massal dapat menimbulkan konsekuensi bahaya yang mengintai bagi privasi penggunanya,” terang Pratama yang juga Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), dalam rilis ke Kontan.co.id, Rabu (14/4).
Data 1,3 juta pengguna Clubhouse bocor, ini saran dari pakar siber
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa hari setelah kebocoran data yang berjumlah lebih dari satu miliar profil pengguna dari Facebook dan LinkedIn secara massal dan dijual secara online, giliran aplikasi baru yang sedang naik daun yaitu Clubhouse tersandung hal serupa. Platform pemula yang tampaknya mengalami nasib yang sama. Dengan database SQL (Structured Query Language) yang berisi 1,3 juta akun pengguna Clubhouse yang bocor secara gratis di forum peretas RaidForum. Pakar keamanan siber, Pratama Persadha menjelaskan, data yang bocor berisi berbagai informasi terkait pengguna dari profil Clubhouse. Yaitu id akun, nama akun, nama pengguna, URL foto, tautan ke Twitter dan Instagram. Lalu jumlah pengikut, jumlah mengikuti, tanggal pembuatan akun serta profil penggundang. "Walaupun pihak Clubhouse sudah mengatakan, data tersebut memang tersedia untuk umum dan dapat diakses oleh siapa saja melalui API (application programming interface) mereka, mengizinkan semua orang mengumpulkan dan mengunduh bahkan informasi profil publik dalam skala massal dapat menimbulkan konsekuensi bahaya yang mengintai bagi privasi penggunanya,” terang Pratama yang juga Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC), dalam rilis ke Kontan.co.id, Rabu (14/4).