JAKARTA. Harga emas kembali jatuh. Rilis data penjualan ritel Amerika Serikat yang naik memunculkan spekulasi Federal Reserves tidak akan menggulirkan
quantitative easing (QE) tahap ketiga. Kontrak pengiriman emas untuk Desember 2012, di Nymex, Rabu (15/8) pukul 16.48 WIB, senilai US$ 1.595 per ons troi. Harga tersebut melemah 0,2% dari posisi penutupan di hari sebelumnya. Pemicu emas melandai adalah rilis Departemen Perdagangan Amerika Serikat tentang penjualan ritel AS di Juli yang meningkat. Indeks itu naik menjadi 0,8% dari bulan sebelumnya, yaitu minus 0,7%. Angka itu jauh lebih baik daripada prediksi analis, 0,3%
Andrey Kryuchenkov, analis VTB Capital, seperti dikutip Blooomberg mengatakan investor menghitung ulang kemungkinan QE jilid ketiga. "Pelemahan sedikit lagi akan mungkin terjadi di jangka pendek ini," tutur Andrey. Analis senior Harvest International Futures, Ibrahim, menilai, prospek harga emas masih suram hingga akhir kuartal ketiga dan akhir tahun ini. "Tren harga masih turun, kemungkinan harga tertinggi hingga akhir tahun berada di rentang US$1.800-US$1.850," tutur Ibrahim. Teknikal tak mendukung Selain kemungkinan QE, Ibrahim menyebut, ada tiga hal lain yang juga menentukan arah pergerakan harga emas. "Quantitative easing memang terus ditunggu pasar. Dan seperti yang terlihat, jika yang diharapkan pasar tidak terjadi, harga akan terus tertekan," kata Ibrahim. Faktor pertama, adalah kondisi geopolitik di Timur Tengah. "Kalau memanas, harga komoditas lain akan melambung, yang akan memicu laju inflasi semakin kencang. Jika itu terjadi, investor kemungkinan lari ke emas," analisa Ibrahim. Kedua, negara Eropa yang sekarang ini tersangkut krisis utang, akan menghambat kenaikan harga komoditas. Ketiga, indeks dollar AS yang yang terus menguat, bakal menekan harga komoditas, termasuk emas. Ibrahim memprediksi, emas akan tertekan antara US$1.553,92 hingga US$1.612 per ons troi.
Analisis teknikal memperlihatkan emas juga masih akan tertekan. Kepala Analis Askap Futures, Suluh Wicaksono, mengatakan,
moving average convergence divergence (MACD) sudah bergerak ke area positif. Namun,
candlestick berada di bawah
moving average 100 hari yang menunjukkan peralihan tren, dari naik ke turun. "Ini mengindikasikan harga emas masih tertahan," tutur Suluh. Selain itu, relative strength index (RSI) 14 berada di posisi 47%, yang mencerminkan belum adanya arah yang pasti.
Stochastic dengan persentase 61% hampir menyentuh level
overbought menunjukkan koreksi masih terbuka namun harga emas masih tertahan. Suluh memprediksi, selama sepekan ini, harga emas bergerak antara US$ 1.605 hingga US$ 1.625 per ons troi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana