Data AS positif, harga perak tertekan



JAKARTA. Harga perak kembali melemah. Ini karena efek data ekonomi Amerika Serikat (AS) tentang penjualan rumah yang membaik. Akibatnya, spekulasi pengurangan stimulus semakin bergulir.

Harga perak di Commodity Exchange untuk pengiriman September, Kamis (25/7) sampai pukul 17.35 WIB, melemah 0,95% ke US$ 19,83 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Para analis menduga, data AS yang membaik membuat harga perak tertekan.

Departemen Perdagangan AS, Rabu (24/7), melaporkan tingkat penjualan rumah baru per Juni melonjak 8,3% menjadi 497.000 unit. Ini adalah level tertinggi sejak Mei 2008.


Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, laporan tersebut meningkatkan ekspektasi pasar dipercepatnya program pengurangan dan penghentian program stimulus moneter AS. Dia mengatakan, secara jangka panjang harga perak masih mendapatkan banyak tekanan.

Menurut Nizar, membaiknya data ekonomi AS membuat dollar AS kian perkasa. Akibatnya, harga sejumlah komoditas termasuk logam mulia seperti emas dan perak terus melemah.

Selain itu, harga perak juga akan tertekan membaiknya kondisi perekonomian global. Menurut Nizar, kondisi itu memicu peralihan investasi pasar. Pasar yang semakin optimistis lebih memilih memainkan uang ke saham yang menghasilkan return lebih tinggi daripada komoditas safe haven seperti emas dan perak. "Selama keadaan tidak berubah sulit mengharapkan harga perak naik," kata dia.Selain itu, menurut Nizar, harga perak juga tertekan karena ekonomi China yang buruk.

Secara teknikal, Nizar mengatakan, dalam sepekan ke depan harga perak masih tertekan. Harga perak di atas moving average (MA) 25 sehingga berpotensi koreksi. Sementara, MACD, stochastic dan RSI menurun memberi sinyal bearish.

Nizar memperkirakan, harga perak dalam sepekan ke depan masih akan melemah di kisaran US$ 18,75-US$ 20,70 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana