Data buruk, euro melemah



JAKARTA. Euro jatuh dalam tiga minggu setelah rilis data manufaktur dan kepercayaan bisnis di Eropa. Data tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tak merata. Kondisi ini memperkuat spekulasi akan ada stimulus moneter oleh European Central Bank (ECB) di Juni.

Jumat (23/5), data Bloomberg menyebut, pasangan EUR/USD menurun 0,2% ke 1,3629 dibanding sehari sebelumnya. Pasangan EUR/AUD juga tertekan 0,25% ke 1,4765. Adapun, pairing EUR/JPY naik 0,03% menjadi 138,97. “Pelaku pasar berharap adanya stimulus moneter. Data minggu ini mengecewakan. Itu memperkuat harapan ada pelonggaran moneter dari ECB,” ujar Eric Viloria, analis Wells Fargo & Co di New York kepada Bloomberg, Sabtu (24/5).

Data yang dimaksud adalah Ifo Business Climate Index Jerman. Data yang dirilis dari sebuah lembaga riset di Jerman yang menunjukkan tingkat kepercayaan di bidang manufaktur, konstruksi, perdagangan, dan ritel.


Markit Economics pada 22 Mei 2014 juga menyebutkan Purchasing Managers Index (PMI) kegiatan jasa di Eropa naik ke level tertinggi dalam hampir tiga tahun. Tapi, aktivitas manufaktur Perancis menurun dari 51,2 di April jadi 49,3. Aktivitas jasa Prancis menurun dari 50,4 ke 49,2.

Analis PT SoeGee Futures Nizar Hilmy mengatakan, pasangan EUR/USD adalah level terendah sejak 13 Februari 2014. Ini karena pernyataan ECB yang akan melonggarkan kebijakan moneter. ECB akan memangkas suku bunga demi mencegah deflasi. Bahkan, ekonom menduga, ECB akan menelurkan kebijakan moneter tambahan di luar pemangkasan suku bunga. “Ekonom melihat ECB akan memberlakukan kebijakan bunga simpanan negatif. Tujuannya agar bank tidak menganggurkan dana masyarakat,” ujar Nizar.

Di sisi lain, AS menunjukkan data positif, antara lain data manufaktur dan penjualan rumah baru. Manufaktur PMI AS, April 2014, tercatat di 56,2. Angka ini lebih tinggi dibanding ekspektasi 55,6. Sementara, penjualan rumah baru AS sebanyak 433.000. Jumlah lebih tinggi ketimbang estimasi 426.000.

Putu Agus Pransuamitra, Researcher and analyst PT Monex Investindo Futures, menuturkan, pasangan EUR/AUD juga melemah karena positifnya data manufaktur China. Maklum, Australia merupakan mitra dagang China.

Tonny Mariano, analis PT Harvest International Futures, bilang, pasangan EUR/JPY melemah karena Bank of Japan menyatakan ekonomi Jepang mulai pulih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana