Data China sokong kenaikan harga tembaga dan nikel



JAKARTA. Data China yang melonjak jadi alasan bagi nikel dan tembaga untuk lanjutkan kenaikan di perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (1/12) pukul 1.55 pm di Shanghai harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,50% di level US$ 5.853,50 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sementara nikel menanjak 0,30% ke level US$ 11.280 per metrik ton.

Dilaporkan manufaktur PMI China November 2016 naik dari 51,2 ke level 51,7. Lalu non manufaktur PMI China juga melesat dari 54,0 ke level 54,7.


“Data PMI yang solid mendukung posisi harga logam industri termasuk tembaga dan nikel,” kata Xu Maili, Analis Everbright Futures Ltd seperti dikutip dari Bloomberg.

Belum lagi memang secara global, posisi USD tengah bergerak konsolidasi sembari menanti rilis data tenaga kerja di akhir pekan besok. Ini turut memberi celah bagi harga komoditas untuk lanjutkan kenaikan.

Di sisi lain, membaiknya harga minyak mentah dunia ikut serta memberikan kekuatan bagi harga logam industri. Sehingga diprediksi sampai besok pagi kans harga logam industri untuk naik lagi masih terbuka lebar.

Sebelum nantinya pergerakan akan ditentukan oleh rilis data sektor tenaga kerja AS. Jika data tersebut dirilis positif artinya keperkasaan USD akan berlanjut. Tentunya itu bisa menjegal pergerakan naik harga tembaga dan nikel di akhir pekan.

Meski diprediksi angka tenaga kerja non sektor pertanian tumbuh dari 161.000 menjadi 165.000 dan tingkat pengangguran bertahan di 4,9%, upah tenaga kerja diduga turun dari 0,4% menjadi 0,2%.

Belum lagi tingkat pengangguran mingguan AS diduga akan bertambah dari 251.000 menjadi 252.000. Apabila itu terjadi bisa saja penguatan USD akan terbatas sehingga potensi kenaikan terbatas harga logam industri terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto