KONTAN.CO.ID β JAKARTA. Rupiah berpotensi melemah di perdagangan hari ini (27/3). Tekanan bagi nilai tukar rupiah datang dari rilis terbaru data ekonomi Amerika Serikat (AS). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, adanya potensi pelemahan rupiah di perdagangan hari ini. Proyeksi tersebut karena mempertimbangkan data ekonomi AS yakni ekspektasi data Board Consumer Confidence di bulan Maret 2024 ke level 107,0 dari sebelumnya 106,7. Selain itu, data US Durable Goods Orders diperkirakan meningkat 1,0% dari sebelumnya kontraksi 6,2%. "Rupiah berpotensi melemah terbatas pada perdagangan Rabu," imbuh Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong turut melihat adanya tekanan bagi rupiah dari eksternal. Hal itu sejalan dengan Amerika yang merilis data relatif penting yakni penjualan barang tahan lama alias Durable Goods Orders yang diperkirakan akan naik 1.1% dibandingkan turun 6.1% bulan lalu.
Baca Juga: Rupiah Berpeluang Melemah Pada Kamis (27/3), Cermati Sentimen yang Membayangi Mengutip tradingeconomics, (27/3), US Durable Goods Orders bulan Maret naik 1,4% bulan ke bulan di bulan Februari 2024. Hasil ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 1,1% dan setelah penurunan 6,9% yang direvisi turun di bulan Januari. "Dolar berpotensi kembali menguat dan menekan rupiah," ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3). Setali tiga uang, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, rupiah kemungkinan ditutup melemah di perdagangan hari ini. Hal itu karena pasar saat ini masih menimbang kembali arah suku bunga Fed dengan menantikan indikator inflasi teranyar. Rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti di akhir pekan ini, sebagai ukuran inflasi dasar yang disukai The Fed, akan menjadi fokus perhatian pasar. Selain itu, ada sejumlah pejabat Fed yang akan berbicara minggu ini termasuk Ketua Fed Jerome Powell, presiden Fed Atlanta Raphael Bostic dan gubernur The Fed Lisa Cook dan Christopher Waller. βThe Fed memang menandai kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun ini, namun menambahkan bahwa hal ini akan sangat bergantung pada jalur inflasi,β tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (26/3). Selain itu, lanjut Ibrahim, taruhan penurunan suku bunga pada bulan Juni oleh Bank Sentral Eropa dan Bank of England telah meningkat secara substansial. Itu terjadi setelah Swiss National Bank (SNB) menjadi bank sentral besar pertama yang menurunkan biaya pinjaman pekan lalu dan Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan kepada Financial Times bahwa penurunan suku bunga adalah hal yang wajar dalam permainan tahun ini.
Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis di Perdagangan Rabu (27/3), Simak Prediksinya untuk Kamis (27/3) Adapun Ibrahim memperkirakan rupiah melemah dalam rentang Rp 15.780 β Rp 15.850 di perdagangan hari ini, Rabu (27/3). Josua memproyeksi rupiah di kisaran Rp 15.775 - Rp 15.875 per dolar AS. Sementara Lukman memproyeksi rupiah bergerak di rentang Rp 15.750 - Rp 15.850 per dolar AS. Selasa (26/3), rupiah menguat sekitar 0,04% ke level Rp 15.793 per dolar Amerika Serikat. Sedangkan, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah tipis 0,01% ke level Rp 15.795 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari