Data Ekonomi AS Membaik, Rupiah Berpotensi Tertekan pada Jumat (8/9)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan kembali bergerak di atas Rp 15.300. Kamis (7/9), kurs rupiah spot melemah 0,22% ke Rp 15.328 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.295 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan di tengah penguatan dolar AS, indeks dolar stabil di dekat 105. Angka tersbut berada pada level tertinggi dalam enam bulan di tengah ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi lebih lama, karena kinerja perekonomian AS jauh lebih baik dibandingkan negara-negara besar lainnya.

Di sisi lain, PMI Jasa ISM di AS secara tak terduga naik ke level tertinggi dalam enam bulan di bulan Agustus. Sementara PMI Tiongkok dan Eropa mengecewakan.


"Untuk saat ini, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan ini, dan kemungkinan kenaikan sebesar 25bps pada bulan November saat ini berada pada angka 47%," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (7/9).

Baca Juga: Ada Capital Outflow, Cadangan Devisa Agustus 2023 Menyusut

Dengan penguatan data ekonomi AS, Sutopo memprediksi dolar AS masih akan terapresiasi pada Jumat (8/9). Dia meramal, rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 15.300 per dolar AS-Rp 15.400 per dolar AS menjelang akhir pekan.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin sepakat bahwa dolar AS masih akan melanjutkan penguatannya. Selain ekonomi AS yang membaik, kondisi perlambatan ekonomi China menambah topangan bagi dolar AS ketika investor mencemaskan kondisi perlambatan global nantinya.

"Ini memicu permintaan safe haven meningkat, dolar pun diuntungkan," kata Nanang.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,18% ke Rp 15.334 Per Dolar AS, Kamis (7/9)

Dia menambahkan, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) yang turun. Pada periode Agustus, cadev sebesar US$ 137,1 miliar, lebih rendah sedikit dari bulan sebelumnya US$ 137,7 miliar.

Penurunan cadangan devisa ini karena dipengaruhi ketidakpastian pasar keuangan global yang membuat otoritas melakukan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Nanang pun menilai, rupiah tengah dihadapkan pada pelemahan lanjutan esok hari. Ruang pelemahan menuju Rp 15.358 per dolar AS, area yang pernah dicapai pada 15 Agustus lalu.

Baca Juga: Kurs Rupiah Spot Melemah ke Rp 15.328 Per Dolar AS, Kamis (7/9)

Nanang menambahkan, pasar kemungkinan juga akan bereaksi pagi hari, ketika malamnya AS merilis data klaim pengangguran. Apabila data sesuai perkiraan yakni klaim pengangguran naik dari sebelumnya 228.000 ke 323.000, maka akan dimanfaatkan investor untuk melepas dolar untuk profit taking, pasca penguatan sebelumnya.

"Tapi sebaliknya bila klaim tersebut makin membaik maka menguatkan investor berspekulasi kenaikan rate Fed masih tetap terbuka atau pertahanan suku bunga tinggi Fed masih terjaga," imbuh dia.

Investor pun cukup berhati-hati dalam menentukan posisi mereka menjelang rilisan data inflasi AS pekan depan. Nanang memperkirakan rupiah akan bergerak melemah dengan rentang Rp 15.275 per dolar AS-Rp 15.365 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati