KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat berpeluang menguat pada perdagangan Senin (9/4) besok. Hal ini didukung oleh pelemahan sejumlah data ekonomi AS yang dirilis Jumat (6/4). Seperti diketahui, data non farm payroll atau data pekerja di luar sektor pertanian AS untuk bulan Maret hanya naik 103.000. Padahal, data ini diperkirakan dapat meningkat hingga 188.000. Selain itu, data tingkat pengangguran AS di bulan Maret juga masih berada di level 4,1% atau tidak sesuai ekspektasi sebesar 4%. Akibatnya, indeks dollar AS mengalami penurunan 0,39% ke level 90,108 pada penutupan akhir pekan lalu.
Ekonom Bank Central Asia, David Sumual menilai, potensi pelemahan sejumlah data ekonomi AS yang dirilis Jumat kemarin sudah terlihat sejak sehari sebelumnya. “Data klaim pengangguran AS pun meningkat melebihi ekspektasi,” katanya. Meski begitu, potensi penguatan rupiah dibatasi oleh pidato Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell yang masih optimistis dengan prospek ekonomi AS dan kemungkinan besar akan terus menaikkan suku bunga acuan di negara tersebut. Di samping itu, sentimen dari perang dagang antara AS dan China juga masih berpotensi mengganggu stabilitas pergerakan rupiah pada perdagangan besok. Apalagi, belum lama ini Donald Trump merilis pernyataan akan menambah target tarif barang impor dari China sebesar US$ 100 miliar. “Selama AS dan China saling berbalas serangan, rupiah bisa terkena dampaknya,” kata David.