Data ekonomi buruk, Aussie tertekan



JAKARTA. Dollar Australia terkoreksi terhadap sejumlah mata uang utama. Rilis data-data ekonomi Australia terbaru yang mengecewakan menjadi penyebab pelemahan valuta asing ini.

Pasangan EUR/AUD, Kamis (17/1) pukul 17.36 WIB, menguat 1,12% menjadi 1,2711 dibanding sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD terkoreksi 0,52% menjadi 1,0517. Sementara, pasangan AUD/JPY menguat 0,55% menjadi 93,95.

Biro Statistik Australia menyatakan, jumlah pekerja baru Negeri Kanguru turun sebanyak 5.500 orang di Desember 2012. Padahal sebelumnya, diprediksi jumlah pekerja akan meningkat 17.100 orang di bulan tersebut. Data tingkat pengangguran juga naik dari 5,3% menjadi 5,4% di Desember. Kondisi ini menimbulkan ekspektasi bank sentral akan memangkas suku bunga.


Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, sebetulnya aussie sebutan dollar Australia ini, mendapat sentimen positif dari penguatan ekonomi China. Data produk domestik bruto (PDB) China diprediksi akan naik menjadi 7,8% year on year dari 7,4% di 2012.

Pemulihan ekonomi di China cukup berarti bagi Australia. Sebab China merupakan mitra dagang utama Australia. Jika ekonomi China membaik, ekspor Australia ke China bisa kembali meningkat. Namun, sentimen positif dari China ini tidak mampu mengangkat aussie.

Analis Monex Investindo Futures, Ariana Nur Akbar mengatakan, penguatan EUR/AUD juga terjadi karena memang euro sedang menguat. Optimisme lelang obligasi di Jerman dan Spanyol akan mendapat respon baik, memberi tenaga bagi euro. Dana Moneter Internasional (IMF) juga akan memberi bantuan untuk Yunani dan Portugal.

Sementara analis Divisi Tresuri BNI, Raditya Ariwibowo mengatakan, pasangan AUD/JPY kemungkinan masih akan menguat. Ini lantaran kebijakan Pemerintah Jepang yang sengaja melemahkan yen untuk menggenjot ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini