Data ekonomi buruk, mata uang dollar AS keok



JAKARTA. Dollar AS keok. Data ekonomi yang tidak memuaskan membuat The Greenback melemah terhadap sejumlah mata uang dunia. Mengutip Bloomberg, Jumat (24/4) pasangan EUR/USD naik 0,45% ke level 1,0873. Pasangan GBP/USD naik 0,87% ke level 1,5188. Pasangan USD/JPY turun 0,49% ke level 118,99 Indeks dollar AS pun merosot. Mengacu Bloomberg, Jumat (27/4) indeks dollar AS tercatat di level 96,922, turun 0,37 jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Analis PT Soe Gee Futures mengatakan tunduknya nilai tukar dollar AS dihadapan poundsterling lantaran data pesanan barang tahan lama inti (core durable goods orders) yang dirilis Jumat malam menunjukkan hasil negatif. Pesanan barang tahan lama inti AS per maret tercatat negatif 0,04%, meleset dari prediksi sebesar 0,3%. Sedangkan dari sisi poundsterling, hasil notulensi rapat Bank Sentral inggris (Bank of England/BOE) pada Rabu (22/4) cenderung hawkish masih memberi kekuatan terhadap poundsterling. Pasalnya para pejabat BOE sepakat bahwa suku bunga Inggris punya kemungkinan naik walaupun tidak menyebut prediksi waktunya. “Keputusan ini membuat BOE setingkat dibawah keunggulan The Fed,” kata Nizar

Nizar memprediksi Senin (27/4) pasangan GBP/USD akan bergerak konsolidasi. Ini karena pasar menunggu data produk domestik bruto Ingggris kuartal I 2015 (Prelim GDP) yang akan dirilis Selasa (28/4) dan hasil rapat Bank Sentral Amerika (The Fed) terkait rencana kenaikan suku bunga pada akhir bulan ini. Untuk pasangan EUR/USD, Analis PT Monex Investindo Futures, Agus Chandra mengatakan dollar AS turut mendapat tekanan dari buruknya data klaim pengangguran (unemployment claims) mingguan AS yang dirilis Kamis (23/4). Data klaim penganggguran mingguan AS tercatat 295.000 orang, meleset dari prediksi sebesar 288.000 dan naik dari minggu sebelumnya yaitu 294.000 orang. Sedangkan dari sisi euro data indeks iklim bisnis Jerman (German Ifo business climate) memberi kekuatan terhadap euro. Pasalnya data indeks iklim bisnis Jerman per April tercatat 108,6, melebihi prediksi sebesar 108,5 dan naik dari bulan sebelumnya yaitu 107,9. Agus memprediksi, dengan buruknya data pesanan barang tahan lama inti (core durable goods orders) AS yang dirilis Jumat (24/4), pasangan GBP/USD akan kembali naik pada Senin (27/4). “Untuk Senin (27/4) masih minim sentimen, jadi melanjutkan sentimen Jumat,” kata dia. Analis PT Fortis Asia Futures, Sri Wahyudi, mengatakan turunnya pasangan USD/JPY juga di sebabkan oleh buruknya data pesanan barang tahan lama inti (core durable goods orders) AS . “Sedangkan dari yen, data ekonomi Jepang Jumat (24/4) kurang direspon pasar,” kata Yudi Untuk Senin (27/4) Yudi memprediksi pasangan USD/JPY masih melemah, ini lantaran minimnya data ekonomi penting dari Amerika maupun Jepang. Namun dollar AS punya peluang menguat terhadap yen asalkan area resistance di level 119,64 dapat ditembus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa