KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia, Selasa (17/1), mayoritas ditutup turun. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, penurunan ini terjadi setelah China melaporkan pelemahan ekonomi. Pelemahan ini terjadi di tengah ekspektasi investor terhadap prospek pemulihan ekonomi China yang masih cukup tinggi di tengah kekhawatiran akan terjadinya resesi ekonomi global. Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 3,0% tahun lalu, jauh di bawah pertumbuhan 8,4% yang dicatatkan di tahun 2021. Namun, angka ini masih lebih tinggi dari estimasi pasar, yakni di level 2,7%. Padahal, pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 di kisaran 5,5%. Pertumbuhan ekonomi di 2022 adalah yang kedua terendah sejak tahun 1976. Realisasi ini menggambarkan dampak dari strategi zero-Covid sebelum secara mendadak dicabut pada bulan Desember 2022.
Data Ekonomi China Kurang Menggembirakan, Mayoritas Bursa Asia Melemah, Selasa (17/1)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia, Selasa (17/1), mayoritas ditutup turun. Tim riset Phillip Sekuritas Indonesia menyebut, penurunan ini terjadi setelah China melaporkan pelemahan ekonomi. Pelemahan ini terjadi di tengah ekspektasi investor terhadap prospek pemulihan ekonomi China yang masih cukup tinggi di tengah kekhawatiran akan terjadinya resesi ekonomi global. Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 3,0% tahun lalu, jauh di bawah pertumbuhan 8,4% yang dicatatkan di tahun 2021. Namun, angka ini masih lebih tinggi dari estimasi pasar, yakni di level 2,7%. Padahal, pemerintah China menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 di kisaran 5,5%. Pertumbuhan ekonomi di 2022 adalah yang kedua terendah sejak tahun 1976. Realisasi ini menggambarkan dampak dari strategi zero-Covid sebelum secara mendadak dicabut pada bulan Desember 2022.