Data ekonomi Eropa bisa angkat euro



JAKARTA. Euro terkoreksi terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Valuta asing ini relatif tertekan menjelang rilis beberapa data ekonomi negara-negara di zona Eropa pada kuartal-II lalu yang diperkirakan akan beragam.

Pasangan EUR/GBP, Rabu (4/9) pukul 19.00 WIB, turun 0,30% menjadi 0,84395 dibandingkan sehari sebelumnya. Pairing EUR/JPY melemah 0,08% menjadi 131,03. Namun pasangan EUR/USD menguat 0,03% menjadi 1,3174.

Berdasarkan survei Bloomberg, produk domestik bruto (PDB) negara-negara yang tergabung di Uni Eropa (UE) di kuartal-II 2013 akan tumbuh 0,3% dari kuartal sebelumnya. Tapi, jika dibanding kuartal yang sama di tahun sebelumnya, PDB kuartal-II tahun ini turun 0,7%.  


Sementara, survei dari Markit's Eurozone Composite Purchasing Manager Index (PMI) menunjukkan, indeks PMI di zona Euro sebesar 51,0 pada Agustus lalu. Angka ini meningkat dari indeks PMI pada bulan sebelumnya di level 50,5. Ini juga menjadi indeks PMI tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf bilang, data-data ekonomi di Eropa mulai menunjukkan hasil positif dan mendukung proyeksi pemulihan ekonomi di Eropa. Dus, mestinya, euro akan menguat.

Namun, penguatan euro masih bersifat terbatas terhadap dollar Amerika (AS). Malam ini, rilis data ketenagakerjaan AS dan klaim asuransi pengangguran diproyeksikan sedikit negatif. "Ini akan menjadi peluang bagi Euro untuk menguat terbatas," ujar Alwi.

Untuk pairing EUR/JPY, kata Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures, posisi euro sebetulnya cenderung lebih kuat. Ini efek kebijakan Pemerintah Jepang yang tetap berupaya melemahkan yen.

Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, euro tertekan terhadap poundsterling karena GBP sedang terangkat sentimen positif indeks PMI Inggris yang naik menjadi 60,5 pada Agustus 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini