KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar terus memperhitungkan pemangkasan tingkat suku bunga AS, Fed Fund Rate (FFR). Ini membuat pasangan mata uang EUR/USD cenderung bergerak melemah, Selasa (25/6). Apalagi, kondisi ekonomi Eropa yang memburuk tetap membuat dollar AS bisa menguat terhadap euro. Mengutip
Bloomberg di pasar spot, pasangan mata uang EUR/USD tercatat melemah 0,16% ke level 1,1381. Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan, pasangan EUR/USD sudah diperdagangkan pada level tertingginya selama tiga bulan terakhir. Euro semakin tertekan karena survey IFO Jerman yang hasilnya kurang memuaskan memicu aksi jual euro.
Apalagi, optimisme bisnis Jerman memburuk untuk bulan ketiga berturut-turut di Juni 2019. Survei menunjukkan, Senin (24/6), memproyeksikan ekonomi Jerman sedang menuju kelesuan dan semakin menambah iklim bisnis di sektor manufaktur dan jasa memburuk. Di sisi lain, "greenback" tetap menjadi mata uang yang terlemah sepanjang perdagangan forez sleuruh dunia dengan investor yang terus memperhitungkan pemangkasan tingkat suku bunga. "Kenyataan bahwa dollar AS diperdagangkan dalam level tertinggi sebelum pengumuman
dovish The Fed, memperburuk penurunan dollar AS dan para investor bergegas melakukan aksi
profit taking," kata Sakti, Selasa (25/6). Para investor juga ragu mengenai kemajuan yang bisa dicapai AS dan China dalam relasi perdagangan. Pelaku pasar juga prihatin mengenai meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran setelah Presiden AS Donald Trump mengancam mengenakan sanksi lebih banyak terhadap Iran. Meski begitu, Sakti memproyeksikan dollar AS masih bisa menguat terhadap euro pada perdagangan, Rabu (26/6). Dollar AS mendapat kekuatan dari akan dirilisnya indikator ekonomi US Durable Goods Orders periode Mei yang diprediksi akan naik dari -2,1% menjadi -0,1%. Menurut Sakti, naiknya jumlah presentase dari indeks pemesanan barang tahan lama yang menghitung perubahan nilai total pemesanan untuk barang pabrikan tahan lama, dan tidak termasuk alat transportasi ini akan berdampak favorable bagi dollar AS, sehingga akan memberikan sentimen negatif pada euro.
Apalagi, besok data indeks iklim konsumen Jerman yang mengukur tingkat kepercayaan konsumen mengenai aktivitas ekonomi diprediksi pasar akan menurun dari 10,1 menjadi 10,0. Secara teknikal, Sakti menganalisis indikator Moving Average Exponential (EMA) mengecil dengan arah kurs naik, kemudian pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisiĀ
blue over redĀ yang melebar dimana arah kurs berpotensi lanjutkan
gain. Selanjutnya pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area + 17 yang menunjukkan kurs naik. Secara umum EUR/USD masih berpotensi untuk lanjutkan gain pada perdagangan selanjutnya. Sakti merekomendasikan
buy untuk pasangan EUR/USD di rentang support 1,1324-1,1357-1,1375 dan resistance di 1,1408-1,1423-1,1456. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat