KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data ekonomi Indonesia yang positif, arus dana asing yang mengalir deras ke pasar keuangan berhasil mengerek rupiah dalam sepekan terakhir. Mengutip Bloomberg, Jumat (11/2), rupiah melemah 0,03% ke Rp 14.347 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, dalam sepekan rupiah menguat 0,22%. Kompak, kurs JISDOR Bank Indonesia (BI), juga ditutup melemah 0,10% ke Rp 14.359 per dolar AS. Walau begitu, dalam seminggu terakhir, rupiah masih tercatat menguat 0,12%.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, penguatan rupiah berkat data ekonomi yang rilis pada pekan ini yang direspon positif oleh pelaku pasar. Terutama, data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 yang capai 5,02% secara
year on year (yoy). "Fundamental pertumbuhan ekonomi menandakan ada pertumbuhan konsumsi dan investasi, pelaku pasar mengapresiasi data itu," kata Reny, Jumat (11/2).
Baca Juga: Berbalik, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 14.347 Per Dolar AS Pada Hari Ini (11/2) Data ekonomi lain yang mendukung penguatan rupiah datang dari cadangan devisa yang masih tinggi. Tercatat di akhir Januari 2022 cadangan devisa masih sebesar US$ 141,3 miliar. Sementara, inflasi di dalam negeri masih terkendali. Reny bilang, data ekonomi yang dirilis pekan ini meningkatkan kepercayaan investor sehingga arus dana asing mengalir masuk, baik ke pasar saham maupun obligasi. Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan berita bahwa pemerintah Indonesia akan terus mempersiapkan berbagai reformasi regulasi untuk mendukung investasi juga mendorong pelaku pasar untuk menambah investasinya di Indonesia. Kurs rupiah pun ikut mendapat sokongan. Selain itu, penguatan rupiah di pekan ini juga mendapat dukungan dari kebijakan BI yang mempertahankan suku bunga acuannya di level terendah sepanjang masa sebesar 3,5%. "Langkah BI untuk mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi dan menjaga stabilitas nilai tukar di tengah inflasi yang masih rendah mendukung penguatan rupiah," kata Sutopo. Sentimen positif bagi nilai tukar rupiah juga datang dari suku bunga fasilitas simpanan dan fasilitas pinjaman yang juga tidak berubah masing-masing di 2,75% dan 4,25%.
Baca Juga: Loyo Lagi, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.359 Per Dolar AS Pada Jumat (11/2) Reny memproyeksikan dalam jangka pendek data ekonomi yang positif tersebut akan lanjut menarik dana asing masuk ke pasar keuangan dan menjadi katalis positif bagi rupiah.
Sementara, Sutopo menyebut, dampak Omicron lebih kecil menekan ekonomi daripada gelombang virus korona sebelumnya. Alhasil, dia memperkirakan pemulihan ekonomi akan lanjut menguat di kuartal I-2021. Sepekan ke depan, Reny memproyeksikan rupiah masih berpotensi menguat ke rentang Rp 14.310 per dolar AS-Rp 14.385 per dolar AS. Namun, untuk jangka panjang, rupiah masih mendapat tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif. Sutopo pun memperkirakan, rupiah di pekan depan berada dalam kisaran Rp 14.280 per dolar AS-Rp 14.360 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari