KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan lalu, yen mendapat sentimen positif sebagai mata uang safe haven. Kisruh isu perang dagang global menimbulkan kecemasan dan ketidakstabilan sehingga pelaku pasar beralih pada yen. Pekan ini, seiring meredanya ketegangan soal tarif impor Amerika Serikat (AS), mata uang yen masih berpotensi mengungguli poundsterling. Analis Monex Investindo, Putu Agus Prasuanmitra, menilai sepanjang pekan lalu pergerakan pasangan mata uang GBP/JPY cenderung sideways. Dari sisi poundsterling, pasar masih menanti perkembangan proses negosiasi Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit. Rencananya, kedua negara akan kembali mengadakan pertemuan pada pertengahan bulan mendatang. Data ekonomi Inggris juga dirilis variatif. Angka Purchasing Managers Index (PMI) jasa Inggris bulan Februari naik dari 53.0 menjadi 54.5. Namun, indeks produksi manufaktur bulanan tercatat turun menjadi 0,1%, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Sementara, neraca perdagangan Inggris di bulan Januari mengalami pertambahan defisit dari 11,8 miliar poundsterling menjadi 13,6 miliar poundsterling.
Data ekonomi variatif, pergerakan GBP/JPY masih sideways
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan lalu, yen mendapat sentimen positif sebagai mata uang safe haven. Kisruh isu perang dagang global menimbulkan kecemasan dan ketidakstabilan sehingga pelaku pasar beralih pada yen. Pekan ini, seiring meredanya ketegangan soal tarif impor Amerika Serikat (AS), mata uang yen masih berpotensi mengungguli poundsterling. Analis Monex Investindo, Putu Agus Prasuanmitra, menilai sepanjang pekan lalu pergerakan pasangan mata uang GBP/JPY cenderung sideways. Dari sisi poundsterling, pasar masih menanti perkembangan proses negosiasi Inggris dan Uni Eropa terkait Brexit. Rencananya, kedua negara akan kembali mengadakan pertemuan pada pertengahan bulan mendatang. Data ekonomi Inggris juga dirilis variatif. Angka Purchasing Managers Index (PMI) jasa Inggris bulan Februari naik dari 53.0 menjadi 54.5. Namun, indeks produksi manufaktur bulanan tercatat turun menjadi 0,1%, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Sementara, neraca perdagangan Inggris di bulan Januari mengalami pertambahan defisit dari 11,8 miliar poundsterling menjadi 13,6 miliar poundsterling.