KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan
fintech peer to peer (P2P)
lending BantuSaku menilai adanya penyempurnaan aturan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait data
fintech lending masuk ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) akan berdampak positif juga bagi industri. Mengenai hal itu, Direktur Utama BantuSaku Arnoldyth Rodes Medo menilai inovasi tersebut bisa membantu perusahaan untuk mengetahui
history calon peminjam. Dengan demikian, cara itu juga bisa memperbaiki kesehatan pinjaman bagi
fintech lending. "Dengan data peminjam masuk data SLIK, akan memberikan penilaian tambahan bagi
fintech dalam menentukan penyaluran pinjaman," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (17/5).
Arnoldyth mengatakan
fintech hanya akan melakukan penyaluran pinjaman kepada calon peminjam dengan
history pinjaman yang baik untuk meminimalisir gagal bayar dari peminjam.
Baca Juga: Data Fintech P2P Lending Bakal Masuk SLIK, Begini Tanggapan AFPI Selain itu, cara tersebut juga memberikan peringatan bagi calon
borrower dan
borrower existing untuk lebih peduli dengan pinjaman yang dilakukan untuk tetap menjaga skor kredit tetap lancar. Menurutnya, dengan adanya aturan data
fintech lending masuk SLIK, diharapkan dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung turunnya angka tingkat wanprestasi atau TWP90 industri. Namun, Arnoldyth menyampaikan tentunya para pelaku usaha tidak dapat sepenuhnya bergantung pada cara itu saja untuk menurunkan angka TWP90. Dia menerangkan pelaku industri juga dapat meningkatkan mitigasi risiko yang dilakukan secara internal, baik dengan bekerja sama dengan pihak ketiga yang kredibel. "Selain itu, meningkatkan batasan nilai pengguna yang dapat melakukan pinjaman untuk mencegah meningkatnya angka TWP90," katanya. Lebih lanjut, Arnoldyth bilang BantuSaku juga harus
prudent dalam proses
user acquisition dengan terus memperhatikan kelayakan dan kemampuan calon
borrower untuk memenuhi kewajiban pembayaran pendanaan. Adapun hal yang perlu diperhatikan, yaitu watak (
character) dan kemampuan membayar kembali (
repayment capacity). "
Fintech lending juga dapat memperhatikan aspek lainnya, seperti modal, prospek ekonomi, atau objek jaminan (
collateral) apabila ada," ungkapnya. Selain meningkatkan mitigasi risiko, Arnoldyth menyebut perlu adanya
update teknologi, yaitu terus mengembangkan
machine learning yang andal pada proses
user acquisition.
Baca Juga: Daftar 101 Pinjol Resmi Terbaru Per Mei 2024 Dia bilang pelaku usaha juga perlu untuk melakukan penilaian kembali untuk
brrower existing secara berkala guna mengetahui
credit scoring terbaru pada
borrower tersebut. "Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya pemberian kredit yang berlebihan secara bersamaan dari beberapa pelaku usaha sejenis yang dapat menyebabkan risiko gagal bayar tinggi," katanya. Berdasarkan situs resmi perusahaan, tingkat TWP90 BantuSaku berada di angka 0%. Adapun nilai penyaluran pinjaman tahun ini sebesar Rp 3,77 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi