Data inflasi AS hingga perkembangan kasus corona jadi penggerak rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar melemah 0,24% terhadap rupiah ke level Rp 14.492,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (12/7). Sedangkan di kurs Jisdor, rupiah menguat 0,43% ke level Rp 14.486 per dolar AS.

Menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi melemahnya dolar karena fokus investor beralih ke inflasi AS dan terhadap The Fed yang akan mulai memperketat kebijakan moneternya menjelang rilis harga konsumen inti (CPI) untuk bulan Juni, Selasa (13/7).

“Jika data menunjukkan inflasi lebih bertahan dari yang diperkirakan sebelumnya, The Fed dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan dan mendorong greenback,” kata Ibrahim dalam rilis rupiah hariannya.


Baca Juga: Rupiah masih akan dibayangi sejumlah sentimen hingga akhir tahun

Namun Ibrahim menilai, data yang lebih lemah akan menguntungkan mata uang yang lebih berisiko karena pengurangan aset akan dimulai lebih lambat dari yang diharapkan dalam skenario ini. 

“Mata uang berisiko turun pada awal minggu sebelumnya karena data ekonomi yang mengecewakan dari beberapa negara menyebabkan penurunan spekulasi investor,” ujarnya.

Untuk sentimen dari dalam negeri, Ibrahim melihat bahwa pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro darurat yang sudah dilakukan sepekan ini sudah berhasil menekan aktivitas, terutama di DKI Jakarta.

Baca Juga: Kompak, rupiah Jisdor menguat 0,43% ke Rp 14.486 per dolar AS pada Senin (12/7)

Menurutnya apabila kasus Covid-19 harian terus mengalami penurunan sejak dilaksanakan PPKM mikro darurat ini akan berdampak positif terhadap rupiah.

Untuk perdagangan Selasa (13/7), Ia menilai bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi akan cenderung melemah tipis di rentang harga Rp 14.470 per dolar AS–Rp 14.510 per dolar AS.

Selanjutnya: Rupiah spot menguat 0,24% ke Rp 14.493 per dolar AS pada perdagangan Senin (12/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi