Data inflasi gagal angkat nilai tukar rupiah



Jakarta. Terjaganya inflasi domestik di level rendah belum dapat menopang pergerakan nilai tukar rupiah. Di pasar spot pada Rabu (1/6), nilai tukar rupiah melemah 0,1% dibandingkan hari sebelumnya ke level Rp 13.661 per dollar Amerika Serikat (AS). Serupa, kurs tengah Bank Indonesia melemah 0,41% menjadi Rp 13.671.

Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menuturkan, tekanan dari eksternal memang masih mendominasi kinerja rupiah di hadapan dollar AS. Yakni terkait rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS alias The Fed. Pasar berspekulasi The Fed bakal merealisasikan rencananya pada pertemuan 14 - 15 Juni 2016. "Mendekati pengumuman The Fed, isu kenaikan suku bunganya semakin besar," terangnya.

Probabilitas kenaikan suku bunga acuan The Fed membesar dari semula 30% menjadi 34%. Saat ini, suku bunga The Fed tercatat pada area 0,25% - 0,5%. Sehingga, Yudi berpendapat, rilis data fundamental dari dalam negeri belum mampu menjadi amunisi untuk menguatkan rupiah.


Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,24% sepanjang Mei 2016. Berarti, inflasi domestik periode Januari 2016 - Mei 2016 mencapai 0,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto