Data jelek, dollar AS tetap menguat



JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia. Rilis data AS yang memburuk ternyata memicu pelaku pasar memegang dollar AS. Analis menduga, penyebab lain adalah sentimen dari negara lain seperti Eropa, Jepang dan Australia yang juga negatif.

Pasangan EUR/USD, Senin (4/2) pukul 17.00 WIB, terkoreksi 0,42% menjadi 1,3583. Pairing AUD/USD menguat tipis 0,09% ke 1,0417. Sementara, USD/JPY menguat 0,42% ke 93,16. Ini menjadi level harga tertinggi selama enam bulan terakhir.

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures mengatakan, menurunnya pasangan EUR/USD karena krisis politik di Spanyol. Ada tuduhan Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy melakukan korupsi. Akibatnya, pelaku pasar cenderung bersikap waspada terhadap perubahan situasi politik di Eropa.


Menurut Ariana, pelemahan ini juga merupakan aksi profit taking setelah euro menguat di akhir pekan lalu. "Kemungkinan adanya koreksi lanjutan masih kecil, namun kasus ini cukup mengganggu," kata dia.

Managing Partner Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, rilis data building approvals Australia menurun, dari sebelumnya 3,4% menjadi -4,4% di Januari. Namun, sentimen negatif dari data AS akhir pekan lalu mampu menahan kejatuhan aussie. Selain itu, pelaku pasar masih menunggu hasil rapat Reserve Bank of Australia (RBA), hari ini, yang membahas tentang pemotongan suku bunga 25 basis poin, menjadi 2,75%. Ini akan berdampak negatif bagi aussie.

Ibrahim, analis senior Harvest International Futures mengatakan, rilis data ekonomi Jepang yang negatif, akhir pekan lalu, yaitu, data pengeluaran rumah tangga di Jepang yang menurun, dari 0,2% menjadi minus 0,7% di Januari akan membuat yen tertekan. Dia bilang, ini menjadi indikasi pelemahan ekonomi di Jepang. "Namun, AS masih jauh lebih baik dari Jepang," kata dia. Karena itu ia yakin, USD/JPY akan menguat sampai semester I-2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana