KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ketenagakerjaan Tadjudin Noer Effendi menilai perbedaan angka kemiskinan antara versi Bank Dunia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan IMF tidak bisa dibandingkan secara langsung karena masing-masing menggunakan pendekatan dan tujuan yang berbeda. Menurutnya, IMF menghitung kemiskinan lewat pendekatan makroekonomi untuk keperluan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, Bank Dunia mengukur kemiskinan berdasarkan pengeluaran per kapita per hari yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat (purchasing power parity/PPP), dengan ambang batas sekitar US$ 1,90 per hari.
Data Kemiskinan Indonesia Versi Bank Dunia, IMF, dan BPS Beda, Ini Kata Pengamat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ketenagakerjaan Tadjudin Noer Effendi menilai perbedaan angka kemiskinan antara versi Bank Dunia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan IMF tidak bisa dibandingkan secara langsung karena masing-masing menggunakan pendekatan dan tujuan yang berbeda. Menurutnya, IMF menghitung kemiskinan lewat pendekatan makroekonomi untuk keperluan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global. Sementara itu, Bank Dunia mengukur kemiskinan berdasarkan pengeluaran per kapita per hari yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat (purchasing power parity/PPP), dengan ambang batas sekitar US$ 1,90 per hari.
TAG: