Data Kesehatan Warga Amerika Serikat di UnitedHealth Diretas



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. UnitedHealth Group mengatakan data kesehatan di Amerika Serikat (AS) telah diretas. Perusahaan, Senin (22/4), mengatakan, peretas alias hacker mencuri data kesehatan dan pribadi dari sebagian besar orang AS dari sistemnya pada Februari. 

Perusahaan asuransi kesehatan terbesar di AS ini mengaku tengah berusaha keras untuk membendung kerusakan. Penyusupan terhadap unit Change Healthcare merupakan aksi peretasan terburuk yang menimpa layanan kesehatan Amerika. 

Peretasan ini menyebabkan gangguan pada sistem pembayaran kepada dokter dan fasilitas kesehatan di Amerika. Unit Change Healthcare ini memproses sekitar 50% klaim medis di AS. 


Baca Juga: Peretas Elit Rusia Targetkan Politisi Jerman, Google Memperingatkan

Pengungkapan ini menunjukkan informasi layanan kesehatan pasien masih rentan. Dari pemeriksaan awal, data yang diretas berupa data tentang informasi kesehatan atau informasi pengenal pribadi yang mencakup sebagian besar orang di Amerika. 

Pencurian data tersebut terjadi pada 21 Februari 2024. UnitedHealth telah membayar uang tebusan. 

Kepala Eksekutif UnitedHealth Andrew Witty mengatakan, tebusan dibayarkan sebagai bagian dari komitmen untuk melindungi data pasien dari pengungkapan. 

Peretas biasanya mencari data sensitif seperti catatan pasien, riwayat kesehatan, atau rencana perawatan untuk digunakan dalam tindakan kriminal lebih lanjut. Tapi analisa lebih lanjut akan memakan waktu lama. 

UnitedHealth menyebut tidak ada bukti yang menunjukkan grafik dokter atau riwayat kesehatan lengkap seseorang telah dicuri. UnitedHealth tidak mengatakan berapa banyak data warga yang dicuri. 

Baca Juga: Serangan Siber Meningkat di Berbagai Negara, Bahayakan Keamanan Nasional

Geng penjahat dunia maya di balik pelanggaran tersebut, yang dikenal sebagai AlphV atau BlackCat, belum menanggapi permintaan komentar. Blackcat sempat menulis dalam situsnya, mereka telah mencuri sebanyak 8 terabyte catatan sensitif dari Change Healthcare. Namun Blackcat kemudian menghapus pernyataan tersebut. 

Editor: Avanty Nurdiana