IHSG dipengaruhi data lokal dan global



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (24/2) ditutup menguat 0,24% menjadi 5.385,91. Dalam sepekan terakhir, IHSG sudah menguat sebesar 0,65%.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia kemarin juga cukup ramai, yakni 14,6 miliar saham dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 6,1 triliun. Namun, investor asing mencatat net sell Rp 334 miliar.

Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji memprediksikan, dalam jangka panjang IHSG masih berpotensi naik. Estimasi ini melihat data ekonomi yang membaik dan positifnya kinerja beberapa emiten pada tahun lalu.


IHSG memang masih berada dalam tahap konsolidasi lantaran investor bersikap wait and see. Ini mengantisipasi sejumlah isu, seperti pilkada putaran kedua di DKI Jakarta, rencana kenaikan bunga The Fed. Investor juga menanti laporan kinerja keuangan emiten 2016.

Di sisi lain, Wall Street kembali mencatatkan all time high, sehingga investor asing di bursa saham domestik rentan keluar (capital outflow). Sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), pemodal asing mencatatkan net sell Rp 1,69 triliun.

Pekan depan, Bima memproyeksikan IHSG cenderung melemah dengan support 5.324 dan resistance 5.415.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji justru melihat secara teknikal candle sudah membentuk pola long white opening marubozu.

Hal ini mengindikasikan potensi bullish continuation atau penguatan pada perdagangan pekan depan. Jadi, masih ada potensi menguat dengan rentang 5.362-5.403, ungkap Nafan.

Sebelumnya, Nafan mengatakan, secara fundamental ekonomi Indonesia masih positif, terlihat dari rilis neraca perdagangan Januari di atas ekspektasi pasar. Tapi, ada sentimen global yang memberatkan pasar, seperti potensi peningkatan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie