Data manufaktur bagus, harga nikel terdongkrak



JAKARTA. Harga nikel melanjutkan penguatan dalam dua hari terakhir. Ini terjadi karena data manufaktur baik dari China dan Amerika Serikat menunjukkan peningkatan kegiatan industri yang positif.

Mengutip Bloomberg, Kamis (2/4) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melesat 2,5% ke level US$ 13.025 per metrik ton dibanding penutupan hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir harga nikel tetap masih merosot 5%.

Ibrahim, Analis dan Direktur PT Ekuilibrium Komoditi Berjangka memaparkan bahwa saat ini pengangkat utama harga nikel adalah data fundamental manufaktur China dan AS yang bagus. Data ekonomi ini menjadi sinyal bahwa perindustrian kembali ekspansif.


Sebelumnya pada Rabu (1/4) rilis data manufaktur PMI China Maret 2015 tercatat naik ke level 50,1 atau berada di atas prediksi yakni 49,7 dan di atas bulan sebelumnya 49,9.

Tidak hanya China, pada Kamis (2/4) data factory orders AS Februari 2015 tumbuh 0,2%. Padahal diprediksi hanya minus 0,4% dan bulan sebelumnya yang lebih buruk yakni minus 0,7%.

“Selain itu rilis data non-farm payroll juga mempengaruhi harga nikel,” tambah Ibrahim. Data non-farm payroll Maret 2015 merosot jadi 126 ribu atau berada di bawah prediksi 246 ribu dan jauh di bawah bulan sebelumnya yakni 264 ribu.

Tentunya ini memberi tekanan pada index USD. Pada Jumat (3/4) Index dollar AS melemah 1% ke level 96.54 dibanding hari sebelumnya.

Menurut dugaan Ibrahim, penguatan harga nikel ini masih berpeluang untuk berlanjut pada Senin (6/4). “Efek buruknya data payroll masih terasa di awal pekan,” duga Ibrahim.

Pasalnya, data payroll selama ini merupakan salah satu indikator penentu kenaikan suku bunga AS. Jika data merah seperti bulan Maret 2015, peluang kenaikan suku bunga AS bisa kembali ditunda. Tentunya ini memberikan angin segar pada harga komoditas termasuk nikel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto