JAKARTA. Otot mata uang poundsterling mengendur lantaran rilis data manufaktur Inggris yang jelek pada Selasa (7/7). Mengacu data Bloomberg sampai pukul 16.07 WIB, pairing GBP/USD turun 0,63% menjadi 1,5507. Analis PT SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, melemahnya mata uang Inggris disebabkan oleh rilis data manufaktur yakni Manufacturing Production per Mei 2015 yang minus 0,6%. Angka ini lebih rendah ketimbang posisi bulan sebelumnya di minus 0,4%. Data perekonomian yang kurang mengilap kembali mengecilkan prospek kenaikan suku bunga acuan oleh Bank of England (BoE). “Sedangkan dollar Amerika Serikat (AS) memang sedikit diuntungkan akibat krisis utang Yunani yang memicu pelemahan mata uang Euro terhadap dollar AS,” tuturnya. Alwi memprediksi, Rabu (8/7), pasangan GBP/USD berpeluang menguat. Sebab, pelaku pasar sedang mengantisipasi sikap BoE pada Kamis (9/7) mendatang, apakah mereka akan menyinggung peluang kenaikan suku bunga acuan yang saat ini tercatat 0,5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Data manufaktur jelek, poundsterling loyo
JAKARTA. Otot mata uang poundsterling mengendur lantaran rilis data manufaktur Inggris yang jelek pada Selasa (7/7). Mengacu data Bloomberg sampai pukul 16.07 WIB, pairing GBP/USD turun 0,63% menjadi 1,5507. Analis PT SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, melemahnya mata uang Inggris disebabkan oleh rilis data manufaktur yakni Manufacturing Production per Mei 2015 yang minus 0,6%. Angka ini lebih rendah ketimbang posisi bulan sebelumnya di minus 0,4%. Data perekonomian yang kurang mengilap kembali mengecilkan prospek kenaikan suku bunga acuan oleh Bank of England (BoE). “Sedangkan dollar Amerika Serikat (AS) memang sedikit diuntungkan akibat krisis utang Yunani yang memicu pelemahan mata uang Euro terhadap dollar AS,” tuturnya. Alwi memprediksi, Rabu (8/7), pasangan GBP/USD berpeluang menguat. Sebab, pelaku pasar sedang mengantisipasi sikap BoE pada Kamis (9/7) mendatang, apakah mereka akan menyinggung peluang kenaikan suku bunga acuan yang saat ini tercatat 0,5%. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News