JAKARTA. Menanggapi kebijakan baru pemerintah mengenai pembatasan pertemuan di hotel sebagai langkah strategis untuk penghematan berdampak pada kekhawatiran para pelaku bisnis wisata khususnya yang berkaitan dengan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di tanah air. Tentu saja kekhawatiran mereka didasari oleh kenyataan bahwa salah satu pasar MICE terbesar berasal dari instansi pemerintah. “Potensi kekuatan destinasi MICE di Indonesia telah terbangun, bahkan sudah ditetapkan bahwa ada 16 kota MICE di Indonesia. Kota-kota ini ditetapkan menjadi kota MICE setelah dianggap tepat dengan 9 kriteria yang terdiri dari 67 indikator. Lalu ketika ada kebijakan tersebut, tak mungkin menghilangkan strategi pengembangannya. Hanya saja kita perlu riset lagi bagaimana alternatif untuk pengembangan strategi destinasi MICE ini agar pasarnya terus tumbuh,” ungkap Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kementerian Pariwisata, Achyaruddin saat penyelenggaraan MICE Outlook 2014, Kamis (11/12). Menjawab hal tersebut, Ida Bagus Lolec, Managing Director PT Pacific World Nusantara, yang juga menjadi salah satu praktisi industri pariwisata turut bersuara. “Sebenarnya yang kita butuhkan untuk membaca geliat MICE di Indonsia agar dapat mengembangkan strategi pengembangan dan membidik pasarnya ialah dengan membaca data MICE. Sayangnya di Indonesia belum tersedia badan yang mengurusi data-data ini sehingga belum ada data MICE yang akurat,” tuturnya.
Data MICE Indonesia belum akurat
JAKARTA. Menanggapi kebijakan baru pemerintah mengenai pembatasan pertemuan di hotel sebagai langkah strategis untuk penghematan berdampak pada kekhawatiran para pelaku bisnis wisata khususnya yang berkaitan dengan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di tanah air. Tentu saja kekhawatiran mereka didasari oleh kenyataan bahwa salah satu pasar MICE terbesar berasal dari instansi pemerintah. “Potensi kekuatan destinasi MICE di Indonesia telah terbangun, bahkan sudah ditetapkan bahwa ada 16 kota MICE di Indonesia. Kota-kota ini ditetapkan menjadi kota MICE setelah dianggap tepat dengan 9 kriteria yang terdiri dari 67 indikator. Lalu ketika ada kebijakan tersebut, tak mungkin menghilangkan strategi pengembangannya. Hanya saja kita perlu riset lagi bagaimana alternatif untuk pengembangan strategi destinasi MICE ini agar pasarnya terus tumbuh,” ungkap Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kementerian Pariwisata, Achyaruddin saat penyelenggaraan MICE Outlook 2014, Kamis (11/12). Menjawab hal tersebut, Ida Bagus Lolec, Managing Director PT Pacific World Nusantara, yang juga menjadi salah satu praktisi industri pariwisata turut bersuara. “Sebenarnya yang kita butuhkan untuk membaca geliat MICE di Indonsia agar dapat mengembangkan strategi pengembangan dan membidik pasarnya ialah dengan membaca data MICE. Sayangnya di Indonesia belum tersedia badan yang mengurusi data-data ini sehingga belum ada data MICE yang akurat,” tuturnya.