JAKARTA. Kegagalan PT SPE Petroleum China menemukan migas di wilayah kerjanya di Madura belum merupakan akhir dari kegiatan perusahaan tersebut. Manajer Operasi PT SPE Petroleum Akhmat Sabidi mengatakan, dalam eksplorasi terakhir terungkap sumur Dolang-dolang di Bangkalan tidak mengandung minyak. Sementara sumur Dungoh di Sampang berisi gas beracun.Untuk menyibak misteri potensi kandungan migas di Madura, SPE Petroleum akan kembali melakukan uji seismik ulang di Blok Madura sampai akhir tahun ini. "Acuan data migas dari perusahaan sebelumnya tidak valid. Kalau kami teruskan, kami merugi," ujarnya.Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro menolak anggapan bahwa kandungan migas Indonesia menipis. Menurutnya, stok migas Indonesia masih besar. Buktinya, masih banyak perusahaan migas yang tertarik menggarapnya. "Kesulitan SPE Petroleum mendapat migas bukan karena sumber minyak di Indonesia habis," tegasnya.Geological Advisor PT Hess Indonesia, Rovicky Dwi Putrohadi, membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya, potensi migas masih banyak, yaitu di Indonesia Timur. Namun, menurut Rovicky, banyak investor enggan meliriknya karena faktor geografis serta minimnya infrastruktur. Selain itu, biaya penambangan migas di Indonesia timur lima kali lipat lebih mahal dibanding di Indonesia barat.Asal tahu saja PT SPE Petroleum menghentikan sementara seluruh aktivitas eksplorasi minyak di blok Madura. Pasalnya, kegiatan eksplorasi di Kabupaten Sampang dan Bangkalan tidak menghasilkan minyak dan gas sesuai harapan.Akibatnya, perusahaan ini harus merumahkan sebagian besar karyawan out sourcing (alih daya). Manajemen SPE Petroleum enggan mengungkapkan berapa jumlah karyawan alih daya yang harus dipulangkan tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Data migas di Madura tak valid?
JAKARTA. Kegagalan PT SPE Petroleum China menemukan migas di wilayah kerjanya di Madura belum merupakan akhir dari kegiatan perusahaan tersebut. Manajer Operasi PT SPE Petroleum Akhmat Sabidi mengatakan, dalam eksplorasi terakhir terungkap sumur Dolang-dolang di Bangkalan tidak mengandung minyak. Sementara sumur Dungoh di Sampang berisi gas beracun.Untuk menyibak misteri potensi kandungan migas di Madura, SPE Petroleum akan kembali melakukan uji seismik ulang di Blok Madura sampai akhir tahun ini. "Acuan data migas dari perusahaan sebelumnya tidak valid. Kalau kami teruskan, kami merugi," ujarnya.Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro menolak anggapan bahwa kandungan migas Indonesia menipis. Menurutnya, stok migas Indonesia masih besar. Buktinya, masih banyak perusahaan migas yang tertarik menggarapnya. "Kesulitan SPE Petroleum mendapat migas bukan karena sumber minyak di Indonesia habis," tegasnya.Geological Advisor PT Hess Indonesia, Rovicky Dwi Putrohadi, membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya, potensi migas masih banyak, yaitu di Indonesia Timur. Namun, menurut Rovicky, banyak investor enggan meliriknya karena faktor geografis serta minimnya infrastruktur. Selain itu, biaya penambangan migas di Indonesia timur lima kali lipat lebih mahal dibanding di Indonesia barat.Asal tahu saja PT SPE Petroleum menghentikan sementara seluruh aktivitas eksplorasi minyak di blok Madura. Pasalnya, kegiatan eksplorasi di Kabupaten Sampang dan Bangkalan tidak menghasilkan minyak dan gas sesuai harapan.Akibatnya, perusahaan ini harus merumahkan sebagian besar karyawan out sourcing (alih daya). Manajemen SPE Petroleum enggan mengungkapkan berapa jumlah karyawan alih daya yang harus dipulangkan tersebut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News