KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) soal pangan masih ada kelemahannya. Untuk itu, BPS harus bisa melengkapi data komoditas pangan strategis jika dipergunakan sebagai acuan data kebijakan pangan nasional. "Iya data yang potensi impor tinggi, gejolak terhadap inflasi tinggi perlu segera diambil alih BPS," ujar Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas saat dihubungi kontan.co.id, Kamis (9/1). Dwi bilang saat ini data produksi BPS hanya mencakup komoditas padi dan jagung. Sementara itu komoditas pangan strategis lainnya yang harus dipenuhi merupakan komoditas pangan yang rentan impor serta berpengaruh besar dalam inflasi.
Data pangan BPS jadi acuan kebijakan, ini saran pengamat pertanian IPB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan Badan Pusat Statistik (BPS) soal pangan masih ada kelemahannya. Untuk itu, BPS harus bisa melengkapi data komoditas pangan strategis jika dipergunakan sebagai acuan data kebijakan pangan nasional. "Iya data yang potensi impor tinggi, gejolak terhadap inflasi tinggi perlu segera diambil alih BPS," ujar Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas saat dihubungi kontan.co.id, Kamis (9/1). Dwi bilang saat ini data produksi BPS hanya mencakup komoditas padi dan jagung. Sementara itu komoditas pangan strategis lainnya yang harus dipenuhi merupakan komoditas pangan yang rentan impor serta berpengaruh besar dalam inflasi.