KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia menyelidiki dugaan penjualan data 46 juta pelanggan telepon seluler secara online. Menteri Komunikasi dan Multimedia Salleh Said Keruak seperti dikutip Reuters, Rabu (1/11), mengatakan, penjualan data tersebut adalah penyalahgunaan data pelanggan terbesar di Malaysia. Pelanggaran data pertama kali dilaporkan pada bulan lalu oleh Lowyat.net, sebuah situs berita teknologi lokal. Situs tersebut memberitakan, seseorang telah memberi komisi untuk bisa menjual database informasi pribadi. Salleh mengatakan, regulator internet Malaysia yakni Malaysian Communications and Multimedia Commision (MCMC) sedang menyelidiki masalah itu bersama kepolisian. "Kami telah mengidentifikasi beberapa sumber kebocoran yang potensial dan kami harus segera menyelesaikan penyelidikan," ujar Salleh. Menurut seorang peneliti cybersecurity di Singapura, data yang bocor ini awalnya dijual di beberapa forum dengan transaksi menggunakan bitcoin. Data yang diperjualbelikan adalah nomor ponsel, nomor kartu pengenal, alamat rumah dan data kartu SIM seluler dari 46,2 juta pelanggan dari 12 operator telepon seluler Malaysia. Seperti INdonesia, Malaysia juga baru saja menerapkan wajib registrasi pemilik ponsel.
Data pemilik ponsel Malaysia dibobol
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia menyelidiki dugaan penjualan data 46 juta pelanggan telepon seluler secara online. Menteri Komunikasi dan Multimedia Salleh Said Keruak seperti dikutip Reuters, Rabu (1/11), mengatakan, penjualan data tersebut adalah penyalahgunaan data pelanggan terbesar di Malaysia. Pelanggaran data pertama kali dilaporkan pada bulan lalu oleh Lowyat.net, sebuah situs berita teknologi lokal. Situs tersebut memberitakan, seseorang telah memberi komisi untuk bisa menjual database informasi pribadi. Salleh mengatakan, regulator internet Malaysia yakni Malaysian Communications and Multimedia Commision (MCMC) sedang menyelidiki masalah itu bersama kepolisian. "Kami telah mengidentifikasi beberapa sumber kebocoran yang potensial dan kami harus segera menyelesaikan penyelidikan," ujar Salleh. Menurut seorang peneliti cybersecurity di Singapura, data yang bocor ini awalnya dijual di beberapa forum dengan transaksi menggunakan bitcoin. Data yang diperjualbelikan adalah nomor ponsel, nomor kartu pengenal, alamat rumah dan data kartu SIM seluler dari 46,2 juta pelanggan dari 12 operator telepon seluler Malaysia. Seperti INdonesia, Malaysia juga baru saja menerapkan wajib registrasi pemilik ponsel.