Data pengangguran bikin dollar AS keok



JAKARTA. Pertemuan The Federal Reserve berlangsung 19 - 20 Juni disambut penurunan nilai tukar dollar AS. Mata uang negeri paman Sam itu tergelincir terhadap dua mata uang utama, euro dan yen Jepang. Pertemuan ini bertujuan membicarakan kebijakan pelonggaran moneter menopang ekonomi AS.

Dollar AS tergerus 0,24% ke US$ 1,2608 per euro kemarin sampai pukul 16.30 WIB. Sedangkan terhadap yen Jepang, dollar AS melemah 0,2% sehingga dihargai ¥ 78,98 per dollar.

Pembuat kebijakan The Fed akan membuat perkiraan pertumbuhan ekonomi baru dan diperkirakan sekitar 2,9% dari sebelumnya ditetapkan 2,4%. The Fed juga berjuang dari tekanan keuangan di Eropa dan pengangguran AS. “Ada beberapa harapan agar The Fed melanjutkan program Twist. The Fed juga telah menunjukkan indikasi bahwa mereka akan melakukan kebijakan baru di akhir tahun, karena dollar AS masih akan di bawah tekanan”, ujar Lee Wai Tuck, Ahli Strategi Valas Forecast Pte.


Yuki Sakasai, Ahli Strategi Valas Barclays Capital mengatakan perpanjangan program Twist mungkin mengecewakan pasar yang mengharapkan sesuatu lebih agresif. Ini mendorong penjualan mata uang berisiko dan meningkatkan pembelian kembali dollar AS.

Apressyanti Senthaury, analis BNI, menuturkan hasil pemilu Yunani yang dimenangkan partai pro-bailout tidak berdampak besar. Pasar belum melihat indikasi perbaikan krisis Eropa. “Mungkin kita akan melihat imbal hasil obligasi Spanyol terus meningkat, namun euro akan mengalami tekanan di semua lini,” ungkap dia kemarin (19/6).

Pelemahan dollar AS akan berlanjut jika ada hasil dari pertemuan The Fed. Pasalnya, data ekonomi yang dirilis AS, yakni housing starts dan building permit, diprediksi tidak akan meningkat jauh dari bulan sebelumnya.

“Belum ada peluru cukup kuat untuk dollar. Kelihatannya, pengangguran masih jadi beban utama untuk negeri Obama,” papar Apresyanti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana