Data pertumbuhan ekonomi domestik tak mampu menahan pelemahan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pertumbuhan ekonomi domestik dirilis lebih tinggi dari ekspektasi, tetapi hal itu tidak mampu menopang penguatan nilai tukar rupiah. Awal pekan ini, nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).

Di pasar spot pada Senin (5/2), nilai tukar rupiah melemah 0,51% menjadi Rp 13.520 per dollar AS dibandingkan akhir pekan lalu. Sedangkan jika mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,52% ke Rp 13.498 per dollar AS.

Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata Tbk mengatakan pelemahan kali ini didominasi sentimen dari eksternal. Sejak awal pembukaan perdagangan, valuasinya cenderung melemah dan semakin tertekan menjelang dibukanya pasar Eropa. Rupiah melemah di tengah penguatan mata uang utama dunia.


"Meski pertumbuhan ekonomi lebih baik dari perkiraan tetapi tetap tertekan perbaikan data AS," ujarnya kepada Kontan.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir 2017 mencapai 5,07% . Angka ini lebih tinggi dari pencapaian 2016 yang sebesar 5,03%. Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2017 mencapai 5,19%. Ini lebih tinggi dari pencapaian kuartal III-2017 yang sebesar 5,06%.

Di sisi lain, data tenaga kerja AS di luar sektor pertanian bulan Januari juga dirilis jauh di atas perkiraan. Jika awalnya data tersebut diperkirakan hanya akan meningkat dari 160.000 menjadi 181.000, terapi hasil dirilis meningkat 200.000. Kemudian tingkat pengangguran AS bulan Desember tercatat masih stabil di level 1,4%.

"Ditambah lagi investor asing juga banyak yang mengurangi kepemilikan surat utang negara," imbuhnya.

Ia melihat kondisi demikian masih akan berlanjut pada Selasa (6/2). Jika data PMI non manufaktur AS yang akan dirilis Senin (5/2) malam hasilnya positif rupiah bisa semakin tertekan. Sedangkan jika sebaliknya rupiah berpeluang menguat terbatas.

Hal senada juga diungkapkan oleh Lukman Leong, analis PT Valbury Asia Futures. Menurutnya, rupiah masih tertekan oleh penguatan dollar AS. Kondisi ini semakin diperparah sajian data inflasi domestik yang masih di bawah ekspektasi pekan lalu.

"Data inflasi kurang bagus, sementara dollar AS sedang bagus," terangnya.

Pada Selasa (6/2) besok, Lukman belum melihat adanya sentimen positif yang mampu mengangkat valuasi rupiah terhadap dollar AS. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 13.500 - Rp 13.560 per dollar AS. Sedangkan Josua menebak valuasi rupiah di rentang Rp 13.475 - Rp 13.575 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat