Data PMI AS berpotensi terkoreksi, rupiah berpeluang menguat pada Selasa (5/10)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mencatatkan kinerja yang solid pada perdagangan Senin (4/10). Di pasar spot, rupiah ditutup di level Rp 14.267 per dolar Amerika Serikat (AS) atau menguat 0,29% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Hal yang sama juga terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini berhasil ditutup menguat 0,27% ke level Rp 14.276 per dolar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menyebutkan, penguatan rupiah tidak terlepas dari fundamental rupiah yang solid belakangan ini. Mulai dari angka inflasi yang terjaga, kasus harian Covid-19 yang terus turun, serta adanya dorongan capital inflow di pasar saham. 


Baca Juga: Dolar AS terkoreksi, rupiah ditutup menguat 0,29% ke Rp 14.267 per dolar AS

Menurut dia, sentimen positif tersebut menjadi bekal yang baik untuk rupiah pada perdagangan besok, Selasa (5/10). Secara umum, Reny melihat sentimen eksternal sejauh ini masih cenderung wait and see seiring para pelaku pasar menantikan detail lanjutan mengenai nominal dan teknis tapering yang dilakukan The Fed.

“Selain itu, besok pasar juga akan mencermati data ekonomi AS dari sektor manufaktur. Data ini akan berpengaruh terhadap pergerakan dolar AS ke depan seiring mencerminkan aktivitas ekonomi AS,” kata Reny ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/10).

Lebih lanjut, Reny bilang secara konsensus diperkirakan data PMI AS akan cenderung sedikit terkoreksi dibandingkan posisi September. Dus, dia melihat ada peluang untuk rupiah menguat.

Reny memproyeksikan rupiah besok akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.210 per dolar AS-Rp 14.296 per dolar AS.

Baca Juga: Saham blue chips diburu, LQ45 melonjak lebih tinggi daripada IHSG pada Senin (4/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati