Data positif, dollar AS perkasa



JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap beberapa mata uang dunia. Ini karena data ekonomi AS membaik. Data tersebut seperti penjualan rumah baru dan tingkat kepercayaan konsumen.

Data Bloomberg, Rabu (25/6) hingga pukul 18.00 WIB menunjukkan, pasangan EUR/USD turun 0,01% ke 1,3604 dari hari sebelumnya. Pairing AUD/USD juga  turun 0,03% ke 0,9365. Tapi pasangan USD/JPY justru turun 0,01% ke 101,95.

Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures, mengatakan, rupiah menguat lantaran beberapa data yang dirilis positif. Salah satunya adalah data yang dirilis Departemen Perdagangan tentang penjualan rumah baru. Data tersebut melonjak 18,6% selama Mei mencapai 504.000. Angka ini tertinggi dalam enam tahun. Pertumbuhan penjualan pun terbesar sejak Januari 1992.


Optimisme soal ekonomi AS juga nampak dari hasil laporan Conference Board tentang indeks sentimen konsumen. Data tersebut naik ke 85,2 di Juni dari 82,2 di Mei. Angka terbaru itu lebih tinggi dari prediksi 83,5. Angka tersebut tertinggi dalam enam tahun. "Kedua data menjadi indikasi momentum pemulihan ekonomi AS masih terjaga," kata Nizar.

Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan pasangan EUR/USD juga dipengaruhi adanya potensi pelonggaran moneter lanjutan Bank Sentral Eropa yang menekan euro.

Sementara pada pasangan AUD/USD, pelemahan aussie hanya sementara. Sebab menurut Nizar, AUD telah menyentuh level tertinggi selama dua bulan. Sehingga, dollar Australia terimbas profit taking. "Suku bunga Australia jauh lebih menarik ketimbang di Amerika Serikat," ujar Nizar.

Analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, Ibrahim mengatakan, menguatnya yen karena data corporate services price index Jepang pada Mei naik tinggi yakni di 3,6%, dari prediksi 3,2%. Angka ini juga lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana