TOKYO. Bursa Asia berbalik arah. Pada pukul 12.07 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,6% menjadi 132,32. Padahal, sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat terjungkal di zona merah. Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang, misalnya, naik 0,2%, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,3%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,1%. Sedangkan indeks Hang Seng Hongkong naik 0,2%.Salah satu sentimen positif yang mendongkrak bursa Asia di antaranya data yang dirilis China yang menunjukkan tingkat produksi industri mengalami kenaikan lebih besar ketimbang prediksi ekonom. Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia antara lain: BHP Billiton Ltd yang turun 0,7% di Australia, China Coal Energy yang naik 2,4% di Hongkong, dan Tokyo Electric Power yang melonjak 19% di Jepang. "Pasar saat ini tengah cemas mengenai anjloknya ekonomi China dan seiring tekanan lonjakan suku bunga acuan. Kendati begitu, ada pula sejumlah data ekonomi yang menunjukkan kenaikan lebih baik ketimbang prediksi," jelas Nader Naeimi, strategist AMP Capital Investors Ltd. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Data positif mengenai produksi China mendorong bursa Asia berbalik arah
TOKYO. Bursa Asia berbalik arah. Pada pukul 12.07 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,6% menjadi 132,32. Padahal, sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat terjungkal di zona merah. Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang, misalnya, naik 0,2%, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,3%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,1%. Sedangkan indeks Hang Seng Hongkong naik 0,2%.Salah satu sentimen positif yang mendongkrak bursa Asia di antaranya data yang dirilis China yang menunjukkan tingkat produksi industri mengalami kenaikan lebih besar ketimbang prediksi ekonom. Saham-saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia antara lain: BHP Billiton Ltd yang turun 0,7% di Australia, China Coal Energy yang naik 2,4% di Hongkong, dan Tokyo Electric Power yang melonjak 19% di Jepang. "Pasar saat ini tengah cemas mengenai anjloknya ekonomi China dan seiring tekanan lonjakan suku bunga acuan. Kendati begitu, ada pula sejumlah data ekonomi yang menunjukkan kenaikan lebih baik ketimbang prediksi," jelas Nader Naeimi, strategist AMP Capital Investors Ltd. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
