Data Produksi Batu Bara China Bulan Juli Naik 2,8% Secara Tahunan



KONTAN.CO.ID - BEIJING - Produksi batu bara di China naik 2,8% secara tahunan pada bulan Juli.  terjadi Kenaikan karena tambang-tambang meningkatkan produksi untuk memastikan pasokan yang stabil selama cuaca panas. 

Menurut data biro statistik pada hari Kamis (15/3), Peningkatan produksi ini memecahkan rekor bulanan.

Negara produsen batu bara terbesar di dunia ini menambang 390,37 juta metrik ton bahan bakar sepanjang bulan lalu. 


Masih menurut Biro Statistik Nasional, angka ini turun dari 405,38 juta ton pada bulan Juni, yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2023.

Baca Juga: Melihat Progres Proyek Bendungan di Nusa Tenggara Timur

Regulator energi nasional di China menyatakan pada akhir Juli bahwa mereka mengkoordinasikan inventaris batu bara pembangkit listrik untuk menjaganya pada minimum produksi 200 juta ton, karena cuaca panas yang terus berlanjut.

Sebagai gambaran cuaca panas menyebabkan beberapa pembangkit listrik yang menggunakan sumber daya air mengalami penurunan kapasitas produksi, sehingga perlu pasokan tambahan dari pembangkit batubara.

Menurut perhitungan Reuters, rata-rata produksi batu bara China secara harian pada bulan Juli mencapai 12,59 juta ton,  turun dari 13,5 juta ton per hari pada bulan Juni tetapi naik dari 12,18 juta ton per hari pada tahun sebelumnya.

Analis mengatakan mereka memperkirakan produksi batu bara China akan terus meningkat, hingga kuartal ketiga karena cuaca yang lebih panas dan karena produksi pulih dari kemerosotan di awal tahun karena inspeksi keselamatan.

Produksi batubara lebih rendah terutama di pusat batu bara kokas China di provinsi Shanxi, yang memproduksi 29% batu bara China tahun lalu.

Produksi terbatas di sana setelah pemerintah setempat memberi tahu para penambang untuk mengekang kelebihan produksi, dan mengumumkan peningkatan pemeriksaan keselamatan selama periode Maret-Mei.

Adapun data biro statistik menunjukkan produksi batubara China untuk sepanjang Januari-Juli turun 0,8% dari tahun sebelumnya menjadi 2,66 miliar ton.

Editor: Syamsul Azhar