NEW YORK. Data penjualan ritel Amerika Serikat yang mengecewakan, telah memicu koreksi di bursa Wall Street, hari ini (14/2). Indeks Standard & Poor's 500 pun jatuh dari dekat level tertinggi tujuh bulan.Pada pukul 9.53 waktu New York, indeks S&P 500 terpangkas 0,20% ke level 1.349,17. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,10% ke posisi 12.857,99, dan indeks Nasdaq melemah 0,35% ke level 2.921,16. Investor menghindari aset berisiko, karena sentimen negatif mencuat di pasar saham. Hal ini terjadi setelah AS melaporkan, kenaikan penjualan ritel di sepanjang Januari, lebih rendah dari yang diekspektasikan. Bulan lalu, konsumen mengurangi pembelian mobil dan belanja online.Data yang mengecewakan menambah kekhawatiran yang disebabkan pemangkasan peringkat utang enam negara Eropa yang dilakukan Moody's pada Senin kemarin."Kondisi di tingkat konsumen masih cukup lemah. Ada beberapa berita ekonomi yang bagus, tapi tren secara umum masih cenderung lemah," kata Sean Incremona, ekonom dari 4CAST, di New York.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Data ritel mengecewakan, Wall Street tergelincir
NEW YORK. Data penjualan ritel Amerika Serikat yang mengecewakan, telah memicu koreksi di bursa Wall Street, hari ini (14/2). Indeks Standard & Poor's 500 pun jatuh dari dekat level tertinggi tujuh bulan.Pada pukul 9.53 waktu New York, indeks S&P 500 terpangkas 0,20% ke level 1.349,17. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,10% ke posisi 12.857,99, dan indeks Nasdaq melemah 0,35% ke level 2.921,16. Investor menghindari aset berisiko, karena sentimen negatif mencuat di pasar saham. Hal ini terjadi setelah AS melaporkan, kenaikan penjualan ritel di sepanjang Januari, lebih rendah dari yang diekspektasikan. Bulan lalu, konsumen mengurangi pembelian mobil dan belanja online.Data yang mengecewakan menambah kekhawatiran yang disebabkan pemangkasan peringkat utang enam negara Eropa yang dilakukan Moody's pada Senin kemarin."Kondisi di tingkat konsumen masih cukup lemah. Ada beberapa berita ekonomi yang bagus, tapi tren secara umum masih cenderung lemah," kata Sean Incremona, ekonom dari 4CAST, di New York.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News