Data stok AS akan menggiring arah minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemungkinan stok minyak mentah di Amerika Serikat akan turun. Hal ini bisa mendukung harga minyak setidaknya dalam jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/1) pukul 19.19 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange naik 0,50% menjadi US$ 62,04 per barel. Angka ini merupakan level tertinggi yang terakhir disentuh pada Juli 2015.

Harga minyak mentah terus melambung, karena ada perkiraan stok di AS berkurang di tengah penggunaan yang meningkat pada musim dingin. Sedangkan kegiatan pengeboran minyak juga melambat karena musim dingin.


Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures melihat turunnya aktivitas pengeboran di AS. Baker Hughes melaporkan dalam sepekan yang berakhir 5 Januari, jumlah rig pengeboran minyak AS berkurang 5 menjadi 742.

Sementara, hari ini, Energy Information Administration (EIA) akan merilis stok minyak di AS, yang diperkirakan akan turun sebanyak 7,4 juta barel. Sedangkan, rilis data stok versi American Petroleum Institute (API) dilakukan Rabu (10/1) dengan perkiraan adanya penurunan persediaan minyak hingga 4 juta barel, lantaran kebutuhan pasar meningkat selama musim dingin.

"Analis API menyatakan kemungkinan besar persediaan minyak AS akan turun lagi, jadi kalau memang defisit, maka harga bisa naik lagi tapi bisa juga malah direspon dengan profit taking," jelas Deddy.

Prediksi Deddy, Rabu (10/1), harga minyak akan bergulir pada rentang US$ 59,40-US$ 63,70 sebarel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini