KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duh, harga pangan merangkak naik di pengujung tahun. Utamanya harga beras, akibat kendala distribusi dan minim panen padi. Toh, Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim pasokan sejumlah bahan pangan, seperti beras dan daging, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan di akhir tahun. Bahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim, pasokan beras saat ini masih surplus. "Kebutuhan beras untuk konsumsi nasional itu 2,6 juta ton per bulan, sementara pasokan beras mencapai 3 juta ton per bulan, jadi ada surplus 400.000 ton," klaim Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, saat mengecek kondisi pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta, Senin (4/12).
Amran juga memastikan harga beras masih sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Amran mengklaim pasokan beras masih tersedia, meskipun ribuan hektare (ha) areal pertanian juga rusak akibat banjir dan serangan hama. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kemtan), seluas 40.000 hektare (ha) lahan pertanian yang terkena banjir hingga awal Desember 2017. Sedangkan stok daging sapi dan kerbau, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kemtan mencatat, saat ini stok daging sebanyak 70.787 ton dari sapi lokal dan impor. Stok daging sapi impor berasal dari daging sapi kerbau Perum Bulog. Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan daging di akhir tahun ini dan awal tahun depan. "Masih akan ada kedatangan daging lagi hingga bulan Desember ini sebanyak 16.552 ton," ujar I Ketut Diarmita, Dirjen PKH Kemtan. Demikian juga dengan ketersediaan daging ayam ras, Diarmita memperkirakan stok yang ada sekitar 274.262 ton, sementara kebutuhannya berkisar 269.441 ton. Artinya masih terdapat surplus pada Desember sebanyak 4.821 ton. Pasokan telur ayam ras diperkirakan juga aman. Pada Desember 2017, diperkirakan ketersediaan telur ayam ras 185.265 ton, sementara kebutuhan telur 148.815 ton Data Kemtan diragukan Walau di atas kertas aman, pemerintah perlu mewaspadai ketersediaan bahan pangan di akhir tahun ini dan awal tahun depan seiring kenaikan permintaan. Apalagi di akhir tahun ada cuaca ekstrem dan banjir di sejumlah wilayah, yang berpotensi mengancam produktivitas dan ketersediaan bahan pangan. Kondisi itu juga bisa mengganggu distribusi pangan di akhir tahun ini. Rochadi Tawaf, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), meragukan data yang ada. Pasalnya, harga daging sapi dan kerbau cenderung tinggi di kisaran Rp 120.000 per kg. Menurutnya, yang paling bisa dipercaya adalah harga. "Kalau harga naik berarti
supply-nya kurang," tutur Rochadi. Hal serupa dikatakan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Sentosa. "Saya tidak percaya lagi data Mentan," ujarnya singkat Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko bilang, pasokan daging dan telur ayam ras seimbang dengan kebutuhan masyarakat.
"Per minggu, produksi daging ayam ras sekitar 55 juta ekor dan kebutuhannya sama sekitar 55 juta ekor. Sementara pasokan dan kebutuhan telur berkisar 8.000 ton per hari," ungkapnya. Bila rata-rata satu ekor ayam hidup memiliki berat 1,6 kg dan daging 1 kg, maka produksi daging ayam sekitar 220.000 ton. Sementara, produksi telur ayam dalam sebulan sekitar 240.000 ton. Menurut Singgih, saat ini harga ayam dan telur naik di tingkat peternak. Misalnya, harga ayam ras Rp 18.000 per kg, dan harga telur Rp 19.000–Rp 20.000 per kg. Harga ini berada di atas referensi pemerintah Rp 18.000 per kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dessy Rosalina