Data Visa, MasterCard, Amex dan Discover bobol



NEW YORK. Data pemegang kartu MasterCard, Visa, Discover, dan American Express diduga bobol. Ini berawal dari bobolnya keamanan data perusahaan yang memproses pembayaran kartu kredit itu. Dinas Rahasia AS kini menyelidiki dugaan adanya akses ilegal terhadap Global Payments Inc (GPI), perusahaan yang berbasis di Atlanta, AS. GPI berperan memproses transaksi yang menggunakan sebagai jenis kartu kredit seperti Visa dan lainnya. Situs ITWire, Sabtu (31/3), menuliskan empat besar penerbit kartu kredit dan bank-bank besar AS mengakui bahwa keamanan data mereka terpengaruh karena bobolnya GPI. Peretas memiliki akses ilegal terhadap kartu-kartu, yang bisa merugikan pemegang kartu, selama sebulan dari 21 Januari 2012 hingga 25 Februari 2012. Kejadian ini bisa berdampak buruk bagi jutaan pemegang kartu. Visa Inc, MasterCard Inc, American Express Co, dan Discover Financial Services membenarkan jika mereka terkena dampak. Bank dan perusahaan waralaba lain yang menerbitkan kartu menduga logo-logo kartu mereka telah dipalsukan. Dinas Rahasia AS kini sedang menyelidiki proses jebolnya keamanan data GPI. Tidak disebutkan secara pasti jumlah pemegang kartu yang bisa terkena pembobolan. Namun, dikhawatirkan lebih dari 10 juta nasabah bisa terkena dampak. Seorang juru bicara Dinas Rahasia AS mengatakan, pemeriksaan sedang dilakukan. Pihak MasterCard menuturkan, mereka telah menyewa organisasi keamanan soal data untuk memeriksa insiden kebocoran data. Saham GPI, penghubung antara pedagang dan penerbit kartu, anjlok 9 persen sebelum penutupan sesi perdagangan pada Jumat lalu di AS. GPI akan membahas kasus pembobolan tersebut dengan para investor pada hari Senin (2/4). Muncul korban Para analis mengatakan, MasterCard dan Visa tidak mungkin mengalami kerugian akibat kasus itu. Kerugian akan ditanggung pedagang, bank-bank, dan lembaga-lembaga penerbit kartu serta GPI. Namun, saham MasterCard, Visa, dan American Express (Amex) turun pada perdagangan hari Jumat. Saham Discover justru naik 1,2 persen pada penutupan perdagangan menjadi 33,34 dollar AS per lembar. Bocornya keamanan data kartu kredit merupakan kasus terbaru dari rangkaian panjang kasus serupa yang dilakukan peretas. Belum jelas bagaimana GPI bisa dibobol. Konsumen yang mendeteksi kasus itu bisa minta ganti rugi. Pedagang merupakan pihak paling dirugikan, tetapi bisa mengajukan klaim ke GPI. JPMorgan Chase & Co, American Express, dan Discover, yang menerbitkan kartu sendiri, mengatakan, mereka sedang memeriksa rekening nasabah. Citigroup Inc mengatakan telah diberi tahu soal kasus kebocoran data itu. Bank-bank dan pemroses menegaskan kepada nasabah bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas potensi penipuan yang mungkin terjadi. Michael Smonsen, seorang eksekutif perusahaan peneliti real estate Altos Research, mengaku telah menjadi korban. (Reza Wahyudi/Kompas.com)


Editor: