Data WHO: Ada 1.600 Kasus Cacar Monyet, dengan 72 Kematian di 39 Negara



KONTAN.CO.ID - LONDON. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan komite darurat pada hari Kamis minggu depan untuk menilai apakah wabah cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Melansir Reuters, itu merupakan peringatan tingkat tertinggi yang dikeluarkan oleh badan PBB tersebut, yang saat ini hanya berlaku untuk pandemi Covid-19 dan polio.

Menurut data WHO, ada 1.600 kasus yang dikonfirmasi dan 1.500 dugaan cacar monyet tahun ini dengan 72 kematian di 39 negara, termasuk di mana virus biasanya menyebar.


Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, sudah waktunya untuk mempertimbangkan dan meningkatkan respons karena virus berperilaku tidak biasa. Untuk itu dibutuhkan koordinasi internasional.

Baca Juga: DNA Cacar Monyet Ditemukan dalam Air Mani, Berpotensi Menular Secara Seksual

“Wabah cacar monyet tidak biasa dan mengkhawatirkan. Untuk alasan itu, saya telah memutuskan untuk mengadakan Komite Darurat di bawah peraturan kesehatan internasional minggu depan, untuk menilai apakah wabah ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional,” kata Dr Tedros kepada wartawan.

Direktur kedaruratan WHO untuk Afrika Ibrahima Soce Fall mengatakan: "Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali."

Menurut WHO, orang biasanya tertular cacar monyet dengan melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menyebar melalui sentuhan atau berbagi barang-barang yang terinfeksi seperti pakaian dan tempat tidur, atau melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan oleh bersin atau batuk.

Baca Juga: WHO: Mengkhawatirkan, Cacar Monyet Menyebar di 29 Negara yang Bukan Endemik

Rata-rata, gejala cacar monyet muncul dalam enam sampai 13 hari setelah terpapar tetapi bisa memakan waktu hingga tiga minggu. Orang yang sakit biasanya mengalami demam, sakit kepala, nyeri punggung dan otot, pembengkakan kelenjar getah bening dan kelelahan umum.

Meskipun pertama kali ditemukan di laboratorium monyet pada tahun 1958, para ilmuwan berpikir hewan pengerat adalah pembawa utama cacar monyet di alam liar.

Hal ini terutama ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, khususnya di daerah yang dekat dengan hutan hujan tropis. Tupai tali, tupai pohon, tikus berkantung Gambia dan dormice semuanya telah diidentifikasi sebagai pembawa potensial.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie