David Sumual: Rupiah lemah baik untuk neraca



JAKARTA. David Sumual, Ekonom BCA, menilai, pelemahan rupiah yang terjadi lebih dari sebulan merupakan salah satu cara Bank Indonesia untuk menguatkan kembali neraca berjalan. Pasalnya, buruknya neraca berjalan Indonesia, selama ini, merupakan imbas dari kondisi ekonomi global.

Permintaan komoditas terus turun akibat ekonomi dunia yang melemah. Dampaknya, harga komoditas juga menurun. Padahal, Indonesia mengandalkan ekspor komoditas. Akibatnya, nilai ekspor Indonesia menurun.

Dampak selanjutnya, surplus neraca perdagangan Indonesia terus menyusut. Meskipun neraca perdagangan September 2012 telah surplus, namun neraca berjalan masih lemah.


Karena itu, David melihat, kebijakan Bank Indonesia yang membiarkan rupiah melemah justru positif. Pelemahan rupiah merupakan insentif bagi eksportir dan disinsentif bagi importir. Harapannya, nilai ekspor bisa naik sehingga devisa masuk dan mendorong penguatan rupiah.

Nyatanya, rupiah yang tidak terlalu kuat juga menarik investor berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, melemahnya rupiah membuat nilai tanah dan bangunan di Indonesia lebih murah ketimbang negara lain dalam satu regional.

Satu contohnya adalah San Miguel. Perusahaan asal Filipina itu tertarik berinvestasi ke Indonesia karena nilai tukar valuta Filipina terus menguat.Artinya, pelemahan rupiah juga akan menjadi pertimbangan investor sebelum masuk ke Indonesia.

David memperkirakan, nilai tukar rupiah berpotensi menguat setelah Barack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya. Peristiwa ini akan menjadi sentimen positif di pasar global.

Namun hingga tutup tahun ini, David melihat, rupiah masih akan melemah. Nilai tukar USD/IDR, di akhir tahun, akan bergerak di kisaran 9.500-9.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana