JAKARTA. PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) diminta segera merealisasikan konversi seluruh utang menjadi ekuitas atau saham dengan total 87 miliar saham atau senilai Rp 4 triliun kepada para kreditur, pemegang obligasi dan pemegang saham mayoritas. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari total utang DAVO kepada 52 karyawan berupa pembayaran bonus sebesar Rp 1,26 miliar, pemegang obligasi tunggal sebesar US$ 100.000 yang berasal dari penerbitan obligasi pada tahun 2009 lalu, dan juga utang kepada PT Aneka Surya Argo sebesar US$ 319,5 juta. Kuasa hukum pemegang saham mayoritas DAVO dari firma hukum Lubis Ganie Surowidjojo, Harjon Sinaga mengatakan, DAVO memiliki waktu 45 hari untuk merealisasikan hal tersebut setelah permohonan diajukan ke direksi dan komisaris utama. "Dalam waktu 30 hari harus sudah dapat dilunasi setelah permohonan diterima direksi, apabila tidak dilaksanakan juga, maka masih diberikan 15 hari lagi untuk selanjutnya permohonan diberikan kepada komisaris. Apabila tidak dilaksanakan juga, maka akan dibawa ke pengadilan," kata Harjon kepada wartawan pada Kamis (21/2). Selain merealisasikan konversi tersebut para pemegang saham juga meminta pihak manajemen perusahaan yang bergerak di komoditas cokelat ini untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan tujuan untuk mengganti jajaran direksi saat ini. Seperti diketahui DAVO pada 24 September 2012 dan 12 Desember 2012 lalu, membatalkan jadwal RUPS dengan alasan ada dua pihak yang mengaku sebagai perwakilan dari pemegang saham pengendali yang berjumlah 51%. Saham mayoritas tersebut antara lain dimiliki oleh Caterpillar Associates Limited, Hassocks Enterprises Limited, Krigler Holdings Limited, Polar Cap Investments Limited, dan Templeton Assets Limited. DAVO sendiri mencatatkan kenaikan kerugian menjadi Rp 276,21 miliar pada semester pertama 2012 dan periode yang sama di tahun 2011 yakni sebesar Rp 14,55 miliar. Sementara utang yang berasal dari obligasi awal yang ditukar dengan variable rate guaranteed secured bonds senilai US$ 119 juta juga akan jatuh tempo pada tahun 2014 mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
DAVO diminta segera realisasi konversi utang
JAKARTA. PT Davomas Abadi Tbk (DAVO) diminta segera merealisasikan konversi seluruh utang menjadi ekuitas atau saham dengan total 87 miliar saham atau senilai Rp 4 triliun kepada para kreditur, pemegang obligasi dan pemegang saham mayoritas. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari total utang DAVO kepada 52 karyawan berupa pembayaran bonus sebesar Rp 1,26 miliar, pemegang obligasi tunggal sebesar US$ 100.000 yang berasal dari penerbitan obligasi pada tahun 2009 lalu, dan juga utang kepada PT Aneka Surya Argo sebesar US$ 319,5 juta. Kuasa hukum pemegang saham mayoritas DAVO dari firma hukum Lubis Ganie Surowidjojo, Harjon Sinaga mengatakan, DAVO memiliki waktu 45 hari untuk merealisasikan hal tersebut setelah permohonan diajukan ke direksi dan komisaris utama. "Dalam waktu 30 hari harus sudah dapat dilunasi setelah permohonan diterima direksi, apabila tidak dilaksanakan juga, maka masih diberikan 15 hari lagi untuk selanjutnya permohonan diberikan kepada komisaris. Apabila tidak dilaksanakan juga, maka akan dibawa ke pengadilan," kata Harjon kepada wartawan pada Kamis (21/2). Selain merealisasikan konversi tersebut para pemegang saham juga meminta pihak manajemen perusahaan yang bergerak di komoditas cokelat ini untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan tujuan untuk mengganti jajaran direksi saat ini. Seperti diketahui DAVO pada 24 September 2012 dan 12 Desember 2012 lalu, membatalkan jadwal RUPS dengan alasan ada dua pihak yang mengaku sebagai perwakilan dari pemegang saham pengendali yang berjumlah 51%. Saham mayoritas tersebut antara lain dimiliki oleh Caterpillar Associates Limited, Hassocks Enterprises Limited, Krigler Holdings Limited, Polar Cap Investments Limited, dan Templeton Assets Limited. DAVO sendiri mencatatkan kenaikan kerugian menjadi Rp 276,21 miliar pada semester pertama 2012 dan periode yang sama di tahun 2011 yakni sebesar Rp 14,55 miliar. Sementara utang yang berasal dari obligasi awal yang ditukar dengan variable rate guaranteed secured bonds senilai US$ 119 juta juga akan jatuh tempo pada tahun 2014 mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News