JAKARTA. Industri minyak sawit saat ini sedang terpuruk. Lemahnya daya beli membuat ekspor minyak sawit Indonesia lesu. Keadaan diperparah dengan menguatnya dollar AS terhadap mata uang di negara Asia dan stok yang mulai menumpuk di dalam negeri membuat harga CPO di pasar global jatuh semakin dalam. Selama masa puasa dan jelang hari raya Ramadan biasanya permintaan minyak sawit akan meningkat secara signifikan, hal ini tidak terjadi tahun ini. Ekspor minyak sawit pada Juni lalu hanya mampu terdongkrak 2,7% atau dari 2,2 juta ton pada Mei meningkat menjadi 2,27 juta ton di Juni. Ekspor minyak sawit kembali tersungkur bulan berikutnya. Pada Juli ekspor minyak sawit tercatat turun 8% atau hanya mampu mencapai 2,1 juta ton dibandingkan bulan ekspor bulan Juni. Pukulan telak yang mengakibatkan kinerja ekspor minyak sawit Indonesia menurun adalah lemahnya permintaan dari negara Timur Tengah dan Pakistan, diikuti India dan China yang merupakan pembeli utama minyak sawit Indonesia.
Daya beli lemah, ekspor minyak sawit tak bergairah
JAKARTA. Industri minyak sawit saat ini sedang terpuruk. Lemahnya daya beli membuat ekspor minyak sawit Indonesia lesu. Keadaan diperparah dengan menguatnya dollar AS terhadap mata uang di negara Asia dan stok yang mulai menumpuk di dalam negeri membuat harga CPO di pasar global jatuh semakin dalam. Selama masa puasa dan jelang hari raya Ramadan biasanya permintaan minyak sawit akan meningkat secara signifikan, hal ini tidak terjadi tahun ini. Ekspor minyak sawit pada Juni lalu hanya mampu terdongkrak 2,7% atau dari 2,2 juta ton pada Mei meningkat menjadi 2,27 juta ton di Juni. Ekspor minyak sawit kembali tersungkur bulan berikutnya. Pada Juli ekspor minyak sawit tercatat turun 8% atau hanya mampu mencapai 2,1 juta ton dibandingkan bulan ekspor bulan Juni. Pukulan telak yang mengakibatkan kinerja ekspor minyak sawit Indonesia menurun adalah lemahnya permintaan dari negara Timur Tengah dan Pakistan, diikuti India dan China yang merupakan pembeli utama minyak sawit Indonesia.