Daya Beli Lesu, Mayora Indah Catat Kenaikan Penjualan 11,99% per September 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menyampaikan Perusahaan mempertahankan daya saing sehingga berhasil catat pertumbuhan penjualan di tengah pelemahan daya beli masyarakat.  

Manajemen MYOR menyampaikan kepada Kontan, secara umum pelemahan daya beli dapat berdampak pada berbagai sektor, termasuk industri makanan dan minuman. MYOR sendiri sebagai perseroan selalu berusaha mempertahankan daya saing dengan memastikan produknya tetap terjangkau bagi konsumen. 

"Kami juga fokus pada diversifikasi produk, inovasi produk dan efisiensi operasional untuk menjaga Harga jual produk-produk kami supaya tetap komptitif," ujar Manajemen MYOR kepada Kontan, Jumat (22/11). 


Asal tahu saja, pada kuartal III 2024 MYOR mencatat penjualan bersih sebesar Rp 25,63 triliun atau naik 11,99% year on year (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,89 triliun

Baca Juga: Shell Bantah Akan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia

Beban pokok penjualan perusahaan meningkat dari Rp 16,78 triliun per September 2023 menjadi Rp 19,52 triliun di periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Alhasil, laba kotor perusahaan mencapai Rp 6,116 triliun, naik dari Rp 6,111 triliun.

Jumlah beban usaha meningkat menjadi Rp 3,38 triliun dari episode yang sama tahun lalu Rp 3,31 triliun. Dengan begitu laba usaha perusahaan turun menjadi Rp 2,73 triliun dari sebelumnya Rp 2,79 triliun.

Sementara itu, jumlah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 2,01 triliun, turun tipis 0,52% dari episode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,02 triliun.

Hadapi akhir 2024, MYOR menyatakan tetap optimistis dalam mencapai target pertumbuhan kinerja double digit. MYOR memasang strategi pemasaran yang kuat, peluncuran produk baru, dan ekspansi ke pasar internasional.  

"Kami percaya target pertumbuhan pendapatan double digit bisa dicapai. Namun, kami juga terus memantau situasi pasar dan kondisi ekonomi global untuk memastikan langkah kami tetap relevan," imbuhnya. 

Lebih lanjut, MYOR juga berencana meluncurkan beberapa produk baru di akhir tahun 2024 sebagai bagian dari inovasi Perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 

"Detail produk akan segera diumumkan, dan kami yakin produk-produk ini dapat memperkuat portofolio MYOR di pasar domestik dan ekspor," ucap manajemen. 

Secara rinci penjualan MYOR berasal dari penjualan lokal sebesar Rp 14,97 triliun, naik dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 13,07 triliun. Segmen ekspor menyumbang Rp 10,67 triliun, naik dari Rp 9,82 triliun. 

MYOR memiliki total aset sebesar Rp 30,32 triliun per akhir September 2024, naik dari posisi 31 Desember 2024 sebesar Rp 23,87 triliun. Jumlah ekuitas perusahaan juga naik tipis dari akhir tahun 2023 sebesar Rp 15,28 triliun menjadi Rp 16,08 triliun per 30 September 2024.

Mengenai strategi tahun 2025 dan tantangan berupa kenaikan PPN 12%, MYOR menyatakan telah siapkan beberapa langkah antisipasi. Namun Perusahaan masih enggan membuka dan menjelaskan lebih jauh strategi yang diambil. 

"Mengenai kenaikan pajak PPN 12% yang berlaku tahun 2025 mendatang, sejauh yang kita pahami, masih ditentang oleh banyak pihak. Perseroan sudah mempersiapkan beberapa Langkah apabila pemerintah jadi menerapkan kenaikan PPN," ujarnya. 

Baca Juga: Status Belum Jelas, Swasta Tunda Proyek Hotel IKN

Selanjutnya: The Waiting Game Menghantui Pasar Saham

Menarik Dibaca: Simak 6 Pilihan Saham BNI Sekuritas Saat IHSG Diperkirakan Menguat Lagi (25/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati