Daya Beli Lesu, Pembiayaan Modal Ventura Kembali Turun Rp 16,19 Triliun pada Agustus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penurunan pembiayaan modal ventura di Agustus 2024. Angkanya turun sekitar 9,03% secara year on year (yoy) menjadi Rp 16,19 triliun.

Penurunan ini melanjutkan tren yang terjadi pada Juli terjadi kontraksi sebesar 10,67% menjadi Rp 16,18 triliun. Sementara di bulan Juni penurunannya sekitar 10,97% dengan pembiayaan sebesar Rp 16,22 triliun.

Sejumlah pelaku usaha modal ventura menilai pelemahan daya beli dan menurunnya jumlah kelas menengah sebagai penyebab menurunnya pembiayaan. Direktur Manajemen Risiko PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura (MBK Ventura) Chrismanto Saragih mengakui bahwa kondisi ekonomi yang melemah membuat kinerja pembiayaan modal ventura ikut lesu. 


“Pelemahan pembiayaan di modal ventura itu karena faktor ekonomi makro, sehingga demand untuk pembiayaan menurun. Yang besar dampaknya dipengaruhi oleh daya beli yang turun," kata Chris kepada KONTAN, Senin (14/10). 

Chris mengatakan bahwa pelemahan ekonomi di Indonesia, terlihat dari daya beli masyarakat yang sedang jatuh. Di mana, secara historis menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka deflasi lima bulan terakhir secara berurut-urut yaitu pada Mei (0,03%), Juni (0,08%), Juli (0,18%), Agustus (0,03%), dan September (0,12%).

Baca Juga: Bisnis Modal Ventura Terus Tertekan Sejak Awal 2024

Selain itu, BPS mencatat setidaknya 9,4 juta penduduk kelas menengah telah turun kasta ke kelompok aspiring middle class selama 2019 sampai dengan 2024 menjadi 47,85 juta. Secara tahunan, jumlah kelas menengah juga turun dari 2023 yang sebanyak 48,27 juta orang. 

Namun menurutnya, sejauh ini pembiayaan yang disalurkan perusahaannya pada Agustus 2024 masih cukup baik, yaitu mencapai Rp 7 triliun. Chris mengatakan bahwa MBK Ventura menargetkan pembiayaan tetap tumbuh di level 10%-15% secara tahunan atau yoy hingga akhir tahun ini. 

Sedangkan secara keseluruhan industri, OJK telah menargetkan pembiayaan modal ventura bisa mencapai Rp 18,18 triliun hingga akhir tahun 2024. Dia menilai target yang telah ditetapkan OJK tersebut masih terbilang realistis. 

Chris menyebutkan, bahwa MBK Ventura terus menerapkan strategi untuk meningkatkan pembiayaan, salah satunya yakni dengan melakukan ekspansi pasar dan membuka cabang dengan hati-hati. 

“Namun, setiap perusahaan modal ventura punya cara dan strateginya sendiri dalam meningkatkan pembiayaannya,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menilai, penyebab penurunan pembiayaan modal ventura karena terdampak makro ekonomi, geopolitik dan suku bunga yang tinggi, serta adanya fenomena tech winter.

Baca Juga: Berharap Tech Winter Reda Setelah Suku Bunga Turun

Kendati begitu, Eddi memperkirakan di akhir semester II-2024 ini, pembiayaan modal ventura akan kembali stabil dan tumbuh, mengingat sejumlah perusahaan di sektor ini sudah mulai kembali aktif dalam berinvestasi.

Selain itu, Eddi bilang, dengan adanya populasi startup artificial intelligence (AI) di Indonesia, sehingga membuat perusahaan modal ventura tertarik untuk berinvestasi di sektor tersebut. 

Di sisi lain, ia juga memiliki keyakinan yang kuat bahwa dalam masa-masa sulit seperti saat ini, karena masih tingginya suku bunga dan peralihan presiden baru, justru sering kali menghasilkan peluang investasi terbaik. Hal itu berkat tren demografi jangka panjang yang sedang berlangsung di Indonesia.

Menurut dia, kondisi tersebut menghadirkan peluang investasi yang menarik, terutama ketika sentimen investor teknologi sedang berada pada titik rendah dan ekosistem digital sudah lebih matang dari sebelumnya. 

“Namun tetap, perusahaan modal ventura harus selectively investing ke investasi yang sudah profitable atau cash flow nya terjaga,” kata dia kepada KONTAN, Senin (14/10). 

Selanjutnya: Perkuat Struktur Pendanaan Jangka Panjang, KB Bank Terbitkan Obligasi Global

Menarik Dibaca: Berapa Banyak Frekuensi Buang Air Besar Normal pada Manusia? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih