Daya beli masyarakat membaik, berikut rekomendasi saham emiten sektor ritel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat terseok-seok pada tahun lalu seiring dengan adanya perlambatan ekonomi dan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19, kini sektor ritel dinilai punya outlook yang berpotensi lebih baik.

Analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya mengatakan, salah satu katalis positif untuk sektor ritel adalah proses vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan. Menurutnya, vaksinasi tidak hanya sekadar mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi, namun juga akan mendukung perbaikan kinerja emiten sektor ritel.

“Dengan adanya vaksinasi, pembatasan sosial sekarang relatif lebih longgar, ditambah lagi daya beli masyarakat juga mulai membaik. Kondisi ini pada akhirnya bisa mendorong masyarakat untuk kembali berbelanja, yang pada akhirnya akan memberi dampak positif terhadap kinerja emiten ritel,” kata Vanessa ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (19/3).


Senada, analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian juga menilai, proses vaksinasi Covid-19 akan mampu menurunkan penyebaran kasus Covid-19 sehingga pembatasan sosial tak lagi  diperpanjang. Kondisi ini pada akhirnya akan membuat masyarakat kembali bepergian dan bisa meningkatkan trafik pengunjung.

Baca Juga: Buyback jadi sentimen positif Ramayana Lestari (RALS), ini rekomendasi analis

Lebih lanjut, Robert juga melihat, momentum hari raya lebaran pada tahun ini akan jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Pada 2020, pemerintah saat itu memberi larangan mudik seiring pemberlakuan pembatasan sosial. Hal ini pada akhirnya membuat penjualan emiten ritel selama lebaran anjlok.

“Dengan adanya momentum lebaran, emiten seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) tentu akan diuntungkan karena akan ada lonjakan pembelian. Dus akan meningkatkan kinerja kedua emiten ini,” jelas Robert.

Selain adanya momen lebaran dan vaksinasi, katalis positif untuk sektor ini juga datang dari membaiknya harga komoditas crude palm oil (CPO) belakangan ini. Vanessa menyebut, kenaikan harga CPO akan turut meningkatkan daya beli, terutama retailers di luar Pulau Jawa. Apalagi, daerah-daerah non-tier I yang dekat dengan perkebunan komoditas maupun kawasan pertambangan.

Baik Vanessa dan Robert mengatakan, sentimen yang berpotensi menjadi katalis negatif untuk sektor ritel adalah proses vaksinasi yang berjalan lambat atau tidak sesuai harapan. Hal ini berpotensi memicu kembali tingginya kasus harian Covid-19 yang bisa berujung pada adanya pemberlakuan kembali pembatasan sosial.

Robert sendiri sejauh ini memberikan rekomendasi untuk hold emiten sektor ritel. Namun, ia memberi rekomendasi buy untuk saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dengan target harga Rp 2.850 per saham. Hal ini seiring dengan ERAA yang yang terdampak positif dari kebijakan IMEI dan peningkatan permintaan untuk gadget selama pandemi.

“Kalau dari RHB Sekuritas, top pick kami adalah PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI). Pertimbangannya adalah segmentasi MAPI merupakan kelas menengah atas yang lebih resilient. Ditambah lagi, vaksin akan lebih banyak didistribusikan di kota-kota besar di mana mayarotas gerai dan pendapatan MAPI berasal dari kota-kota besar,” jelas Vanessa.

Vanessa memberi rekomendasi buy saham MAPI dengan target harga Rp 1.000 per saham.

Selanjutnya: Jelang Ramadan, ini saham-saham barang konsumsi yang bisa dilirik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat