KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan, bisnis asuransi umum mulai membaik seiring meningkatnya daya beli masyarakat. Alhasil, industri asuransi umum bisa mengantongi pendapatan premi lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pendapatan premi asuransi umum tumbuh 4,20% yoy menjadi Rp 26,77 triliun per April 2021. Realisasi itu berasal dari premi penutupan langsung dan tidak langsung yang masing - masing sebesar Rp 23,75 triliun dan Rp 1,94 triliun. Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Dalimunthe menjelaskan, kinerja industri dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi nasional. Jika ekonomi membaik, maka makin banyak orang yang menggunakan produk asuransi.
"Pada masa pandemi ada penurunan asuransi. Namun, kami melihat pada triwulan I 2021, ada peningkatan walau tidak terlalu besar," kata Dody, dalam diskusi secara virtual, Kamis (27/5).
Baca Juga: Kinerja industri asuransi umum mulai membaik Menurut Dody, meningkatnya bisnis asuransi umum seiring dengan kenaikan penjualan kendaraan bermotor pada triwulan I 2020 dibandingkan realisasi triwulan IV 2020. Bahkan, perusahaan manufaktur sudah mulai memproduksi kendaraan bermotor walau dengan jumlah kecil. Alhasil, bisnis asuransi terangkat karena sebagai besar penjual kendaraan melalui lembaga pembiayaan seperti bank dan multifinance yang membutuhkan produk asuransi untuk melindungi risiko kredit mereka. Selain itu, peningkatan bisnis asuransi juga didorong insetif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0%. Dengan begitu, pembelian mobil - mobil baru ikut meningkat walau belum terlalu signifikan. "Kaitan dengan pajak akan berdampak pada harga kendaraan. Kemungkinan nilai pertanggungan juga terpengaruh pada perhitungan premi," tambahnya. Misalnya saja, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) mulai mencatatkan adanya pertumbuhan premi pada kuartal II-2021 karena adanya insentif PPnBM serta momen lebaran. Hingga April 2021, perusahaan mencatatkan pertumbuhan premi hingga 16% yoy menjadi Rp 505 miliar. Pada periode yang sama di tahun lalu, premi yang didapatkan perusahaan baru senilai Rp 434 miliar. "Kalau hingga Mei sekarang, preminya sudah sampai Rp 523 miliar, tapi belum bisa dibandingkan karena Mei belum selesai," ujar Wakil Direktur ACPI, Nicolaus Prawiro.
Sampai saat ini, lini bisnis asuransi kebakaran masih menjadi kontributor utama dalam portofolio ACPI dengan persentase mencapai sekitar 60%. Sedangkan asuransi kendaraan bermotor berkontribusi hampir mencapai 40%. Meski demikian, asuransi kendaraan bermotor mengalami peningkatan premi mulai awal Mei kemarin. Ia bilang ini merupakan dampak adanya insentif PPnBM terlebih bertepatan juga dengan momen Ramadan. "Asuransi kendaraan bermotor ini, kan untuk memproteksi pengiriman juga. Nah, di awal Mei ini unit-unit mobil yang dipesan konsumen sudah mulai ada dan sedang dilakukan pengiriman," imbuh Nicolaus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat