KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PGConf.ASIA 2019, konferensi tingkat dunia tentang seluruh aspek software database Open Source PostgreSQL, yang seyogianya dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, hari ini. Konferensi internasional yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia ini mengusung tema “Saat Bisnis Bertemu Peretas” dan berlangsung mulai 9-12 September 2019 di Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali. Serangkaian topik menarik yang terbagi ke dalam 30 sesi akan dipaparkan seputar implementasi dan dampak PostgreSQL di dunia bisnis. Pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika turut menyambut baik perhelatan PGConf.ASIA 2019 dan menyampaikan dukungannya. “Pemerintah akan mendorong pengembangan aplikasi berbasis open source. Ada perusahaan seperti Bank BRI yang secara masif menggunakan open source. Namun demikian, pengembangan open source harus senantiasa didorong dan dipromosikan bersama baik itu oleh pemerintah, korporasi, NGO atau organisasi manapun yang ingin mengembangkan sistem database berdasarkan PostgreSQL,” kata Rudiantara dalam sambutannya yang disiarkan melalui rekaman video. Dia menambahkan, open source membebaskan ketergantungan terhadap merek dan software berbayar (proprietary) sehingga menawarkan kemandirian dan biaya lebih murah. Menurut Rudiantara atau yang biasa disebut Chief RA, pemerintah selalu memerhatikan pengembangan PostgreSQL. “Pada tahun ’80-an, kita mengenal yang namanya SQL (Structured Query Language), saya juga menjadi bagian daripada itu di tahun ’80-an akhir. Saya pernah bekerja untuk Oracle yang mengembangkan SQL, kemudian berkembang-berkembang terus, (kemudian muncul) Ingres, pada akhirnya PostgreSQL yang kita kenal saat ini,” kata Chief RA.
Daya saing SDM hambat pengusaan PostgreSQL di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PGConf.ASIA 2019, konferensi tingkat dunia tentang seluruh aspek software database Open Source PostgreSQL, yang seyogianya dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, hari ini. Konferensi internasional yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia ini mengusung tema “Saat Bisnis Bertemu Peretas” dan berlangsung mulai 9-12 September 2019 di Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali. Serangkaian topik menarik yang terbagi ke dalam 30 sesi akan dipaparkan seputar implementasi dan dampak PostgreSQL di dunia bisnis. Pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika turut menyambut baik perhelatan PGConf.ASIA 2019 dan menyampaikan dukungannya. “Pemerintah akan mendorong pengembangan aplikasi berbasis open source. Ada perusahaan seperti Bank BRI yang secara masif menggunakan open source. Namun demikian, pengembangan open source harus senantiasa didorong dan dipromosikan bersama baik itu oleh pemerintah, korporasi, NGO atau organisasi manapun yang ingin mengembangkan sistem database berdasarkan PostgreSQL,” kata Rudiantara dalam sambutannya yang disiarkan melalui rekaman video. Dia menambahkan, open source membebaskan ketergantungan terhadap merek dan software berbayar (proprietary) sehingga menawarkan kemandirian dan biaya lebih murah. Menurut Rudiantara atau yang biasa disebut Chief RA, pemerintah selalu memerhatikan pengembangan PostgreSQL. “Pada tahun ’80-an, kita mengenal yang namanya SQL (Structured Query Language), saya juga menjadi bagian daripada itu di tahun ’80-an akhir. Saya pernah bekerja untuk Oracle yang mengembangkan SQL, kemudian berkembang-berkembang terus, (kemudian muncul) Ingres, pada akhirnya PostgreSQL yang kita kenal saat ini,” kata Chief RA.