Daya serap MTN anyar diprediksi besar seiring banyak jatuh tempo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan surat utang jangka pendek atau medium term notes (MTN) yang bakal terbit pada tahun ini diperkirakan cukup besar. Pasalnya, ada sekitar Rp 11,5 triliun MTN yang jatuh tempo dan sebanyak Rp 5,3 triliun MTN akan jatuh tempo di kuartal I 2018.

"Jumlah ini hanya yang terdaftar di KSEI, di luar itu kami perkirakan masih banyak MTN lain yang akan jatuh tempo karena MTN tidak wajib disimpan di KSEI," kata Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, Rabu (11/4).

Menurut data IBPA, jumlah realisasi penerbitan MTN hingga kuartal I 2018 mencapai Rp 9,95 triliun yang berasal dari 45 seri. Pada periode yang sama tahun lalu, realisasi penerbitan MTN hanya Rp 3,72 triliun.


Dengan banyaknya MTN yang akan jatuh tempo, ada kebutuhan emiten untuk melakukan refinancing terhadap MTN yang bakal jatuh tempo. Ifan memproyeksikan, MTN sebagai sumber pendanaan di samping obligasi dan sukuk, masih akan menjadi alternatif pendanaan yang menarik.

Penerbitan MTN juga diproyeksikan masih akan ramai karena adanya katalis positif, yaitu dibukanya peluang bagi institusi keuangan untuk berinvestasi di instrumen ini, sehingga membuat permintaan akan MTN akan semakin besar. Dengan cukup banyaknya MTN yang akan jatuh tempo, Ifan memperkirakan daya serap MTN oleh investor juga akan besar.

Fund Manager PT Phillip Asset Management Dandi Hidayat Natanagara setuju bahwa penyerapan MTN ke depan masih akan besar karena MTN biasanya memberikan return tinggi. "Return yang diberikan MTN cukup tinggi, walaupun hal itu juga sebanding dengan risikonya, tetapi saya rasa prospek MTN masih cukup bagus," kata Dandi, Rabu.

Bagi investor yang tertarik membeli MTN, Dandi menyarankan untuk mempertimbangkan risiko dengan menganalisa siapa penerbit dan bagaimana kesanggupan perusahaan tersebut untuk membayar bunga dan pokok utang MTN yang diterbitkan.

"Memang menarik, ada beberapa MTN yang baru terbit dan kasih kupon di atas 10%, bahkan ada yang sampai di atas 11% untuk tenor kurang dari tiga tahun. Tetapi harus dipastikan juga bahwa risikonya masih dalam batas yang bisa diterima," imbuh Dandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini